Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sidang Tanwir Muhammadiyah Lahirkan Risalah Pencerahan

Rendi Setiawan - Senin, 18 Februari 2019 - 19:16 WIB

Senin, 18 Februari 2019 - 19:16 WIB

0 Views

Bengkulu, MINA – Sidang Tanwir Muhammadiyah yang berlangsung selama dua hari pada Jumat hingga Ahad (15-17/2) di Bengkulu melahirkan delapan rekomendasi “Risalah Pencerahan”.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti kepada sejumlah peserta yang hadir pada sidang tanwir tersebut.

Ia menerangkan, delapan rekomendasi itu menegaskan upaya-upaya Muhammadiyah untuk mengaktualisaksikan Islam sebagai agama pencerahan serta pembangun kemajuan dan peradaban (din al-hadlarah).

“Pertama, beragama yang mencerahkan mengembangkan pandangan, sikap, dan praktik keagamaan yang berwatak tengahan (wasathiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan,” katanya.

Baca Juga: OJK Tekankan Peningkatan Literasi Keuangan Digital Agar Masyarakat Terhindar dari Pinjol Ilegal dan Judol

Menurutnya, pada poin itu berarti menjunjung tinggi keadaban mulia, memajukan kehidupan umat manusia yang diwujudkan dalam sikap hidup amanah, adil, ihsan, toleran, kasih sayang terhadap umat manusia tanpa diskriminasi, menghormati kemajemukan, dan pranata sosial yang utama sebagai aktualisasi nilai dan misi ramhatan lil-alamin.

Kedua, beragama yang mencerahkan ialah menghadirkan risalah agama untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural.

“Gerakan pencerahan menampilkan agama untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konflik, korupsi, kerusakan ekologis, dan bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan,” kata Abdul Mu’ti.

Ketiga, beragama yang mencerahkan dengan khazanah Iqra menyebarluaskan penggunaan media sosial yang cerdas disertai kekuatan literasi berbasis tabayun, ukhuwah, ishlah, dan ta’aruf yang menunjukkan akhlak mulia.

Baca Juga: Mudzakarah Perhajian Putuskan Manfaat Investasi Setoran Awal Boleh Untuk Biayai Jamaah Lain

Sebaliknya, kata dia, menjauhkan diri dari sikap saling merendahkan, tajassus, su’udhan, memberi label buruk, menghardik, menebar kebencian, bermusuh-musuhan, dan perangai buruk lainnya yang menggambarkan akhlak tercela.

Keempat, beragama yang mencerahkan, Muhammadiyah memaknai dan mengaktualisasikan jihad sebagai ikhtiar mengerahkan segala kemampuan (badlul-juhdi) untuk mewujudkan kehidupan seluruh umat manusia yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat.

“Jihad dalam pandangan Islam bukanlah perjuangan dengan kekerasan, konflik, dan permusuhan,” tegasnya.

Kelima, umat Islam dalam berhadapan dengan berbagai permasalahan dan tantangan kehidupan yang kompleks dituntut untuk melakukan perubahan strategi dari perjuangan melawan sesuatu (al-jihad li-al-muaradhah) kepada perjuangan menghadapi sesuatu (al-jihad li-al-muwajahah) dalam wujud memberikan jawaban-jawaban alternatif yang terbaik untuk mewujudkan kehidupan yang lebih utama.

Baca Juga: Judol Sulit Diberantas Jika Dilindungi Orang Dalam

Keenam, beragama yang mencerahkan diperlukan untuk membangun manusia Indonesia yang relijius, berkarakter kuat dan berkemajuan untuk menghadapi berbagai persaingan peradaban yang tinggi dengan bangsa-bangsa lain dan demi masa depan Indonesia berkemajuan.

“Nilai-nilai kebangsaan lainnya yang harus terus dikembangkan adalah nilai-nilai spiritualitas, solidaritas, kedisiplinan, kemandirian, kemajuan, dan keunggulan,” ujarnya.

Ketujuh, beragama yang mencerahkan diwujudkan dalam kehidupan politik yang berkeadaban luhur disertai jiwa ukhuwah, damai, toleran, dan lapang hati dalam perbedaan pilihan politik.

“Seraya dijauhkan berpolitik yang menghalalkan segala cara, menebar kebencian dan permusuhan, politik pembelahan, dan yang mengakibatkan rusaknya sendi-sendi perikehidupan kebangsaan yang majemuk dan berbasis pada nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa,” papar Abdul Mu’ti.

Baca Juga: Pemadaman Listrik di Jakarta, Simak Wilayahnya

Terakhir, kata dia, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang bermisi dakwah dan tajdid berkomitmen kuat  untuk mewujudkan Islam sebagai agama yang mencerahkan kehidupan.

“Jiwa, alam pikiran, sikap, dan tindakan para anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah niscaya menunjukkan pencerahan yang Islami sebagaimana diajarkan oleh Islam serta diteladankan dan dipraktikkan oleh Nabi akhir zaman,” katanya. (L/R06/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bandara Komodo Ditutup Sementara Dampak Erupsi Gunung Lewatobi

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia