Jakarta, 27 Muharram 1436/21 November 2014 (MINA) – Sidrotun Naim, wanita asal Indonesia lulusan Universitas di Arizona mengatakan, meskipun Amerika dilanda krisis ekonomi, tetapi negara ini tetap mengutamakan pendidikan.
Dalam perbincangan muslim di Amerika di Kedutaan Besar Amerika Anex, Jakarta, Jumaat (21/11), dia merasa percaya sampai sekarang kualitas pendidikan di Amerika masih tinggi, sebab 15 Universitas terbaik di dunia ada di Amerika,” ujar Naim kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Naim juga memaparkan, sebagai seorang muslim yang hidup di negara yang sekuler, dia tetap semangat dan berusaha menjalankan semua itu. “Biaya pendidikan di Amerika cukup mahal, kalau tidak dari beasiswa berat menutup biaya sekolah di sana.”
“Sekarang ini semakin banyak mahasiswa Muslim dari berbagai negara menuntut ilmu di sekolah-sekolah dan universitas-universitas di AS. Mahasiswi dan mahasiswa Muslim dari Indonesia juga menempuh studi disana,” kata Naim.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Sidrotun merupakan lulusan Ph.D dari Universitas Arizona, AS. Saat ini wanita berhijab itu masih melakukan penelitiannya di sana setelah mendapatkan pendanaan senilai USD 40 ribu dari FWIS.
Dia adalah penerima gelar PhD untuk bidang Mikrobiologi Lingkungan melalui program PhD Fulbright Presidential. Naim juga mendapatkan dua gelar master sekaligus dari Universitas Arizona pada 2012.
Naim terpilih menjadi penerima Prince of Asturias Award 2014, untuk kategori kerja sama internasional, mewakili para peserta program beasiswa Fulbright dari seluruh dunia.
Berikut adalah tulisan di akun Facebook AMINEF/Fulbright Indonesia, pada akhir September 2014.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
“Congratulations to Dr. Sidrotun Naim who is recently selected to represent The Fulbright East Asia Pacific (EAP) to receive the Prince of Asturias Award 2014 under the category of International Cooperation!”. (L/P007/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak