Freetown, MINA – Sierra Leone menjadi negara keenam yang berjanji membuka kedutaan besarnya untuk Israel di Yerusalem, yang melanggar konsensus internasional mengenai status kota tersebut.
Dikutip dari The New Arab pada Sabtu (Presiden Sierra Leone Julius Maada Bio berkomitmen terhadap langkah tersebut dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen, yang tampaknya mendorong lebih banyak negara untuk memindahkan misi diplomatiknya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Israel memandang Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tidak terbagi, melanggar hukum internasional, sementara Palestina menginginkan bagian timur kota tersebut sebagai ibu kota negaranya di masa depan.
“Mereka membahas hubungan hangat antara kedua negara sejak tahun 1961 ketika Sierra Leone memperoleh kemerdekaan,” demikian bunyi pernyataan Presiden Sierra Leone.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Hubungan antara Israel dan Sierra Leone pertama kali terjalin pada tahun 1963, tetapi terhenti pada tahun 1973 selama perang Israel dengan negara-negara Arab. Kedua negara menjalin kembali hubungan pada tahun 1992.
Negara-negara Afrika secara tradisional bersikap kritis terhadap Israel karena penindasan terhadap warga Palestina, meskipun Israel telah berusaha mencari sekutu baru di benua tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Cohen telah mendorong lebih banyak negara untuk mengakui Israel atau memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem, khususnya di negara-negara Pasifik dan Afrika, dalam beberapa bulan terakhir. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj News Agency (MINA)