Moskow, MINA – Menyikapi serangan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Perancis ke Suriah, Rusia sebagai sekutu kunci Pemerintah Damaskus segera menyerukan sidang darurat PBB.
Pada Sabtu (14/4) subuh waktu Suriah, AS dan sekutu NATO meluncurkan serangkaian serangan udara yang katanya menargetkan fasilitas pemrosesan kimia milik pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad.
Puluhan rudal menghantam tiga posisi militer di provinsi Homs dan Damaskus, hampir sepekan setelah dugaan terjadinya serangan kimia di Douma, Ghouta Timur di pinggiran Damaskus.
“Rusia menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas tindakan agresif AS dan sekutunya,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan Sabtu.
Baca Juga: Mahkamah Agung: TikTok Dilarang di AS Mulai 19 Januari
Kantor berita nasional Suriah SANA mengecam serangan itu sebagai “agresi” dan “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional”.
“Suriah menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengecam keras agresi ini yang tidak akan menghasilkan apa-apa, tetapi memicu ketegangan di dunia dan menimbulkan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional secara keseluruhan,” kata SANA, demikian The New Arab melaporkan.
Ia mengklaim serangan tidak akan menghentikan perang Pemerintah Suriah melawan oposisi.
SANA mengklaim serangan itu untuk “menghalangi kerja” para ilmuwan pengawas kimia yang tiba di ibu kota Suriah untuk menyelidiki pembantaian di Douma.
Baca Juga: Kebakaran Kembali Landa AS, Kali Ini Akibat Ledakan Pabrik Baterai di California
Media pemerintah itu mengklaim bahwa tiga warga sipil terluka. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)