Jakarta, MINA – Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengadakan silaturahmi dan perpisahan dengan wartawan yang tergabung dalam forum Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) di rumah dinas menteri, Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, Sabtu (19/10).
Acara ini menandai akhir masa jabatannya sebagai Menristekdikti. Ia juga menceritakan pengalamannya selama lima tahun menjadi menteri.
“Jadi menteri itu enaknya cuma 40%, ga enaknya 60%. Makanya saya heran kalau ada yang minta jabatan menteri,” ujarnya.
Nasir yang terpilih sebagai Rektor Universitas Diponegoro Semarang pada 9 September 2014, mengatakan jabatan itu sebuah amanah yang harus dijalankan dengan baik.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
“Bukan cita-cita saya jadi menteri. Saat diangkat sebagai menteri di pikiran saya masih rektor. Karena jabatan itu sebuah amanah maka saya harus jalankan dengan sebaik mungkin,” ujarnya.
Ia juga berpesan kepada menteri selanjutnya dua prioritas harus terus diperbaiki untuk pendidikan tinggi Indonesia.
Prioritas pertama, yaitu menambah jumlah perguruan tinggi Indonesia yang bisa masuk kelas dunia. Salah satunya dengan memperbanyak jumlah riset dan memperbaiki kualitasnya.
Prioritas kedua yaitu menyangkut hilirisasi. Artinya, riset (hasil inovasi perguruan tinggi) itu harus bisa berguna dan dimanfaatkan di dunia industri. (L/R10/RS1)
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Mi’raj News Agency (MINA)