Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Idul Fitri identik dengan silturahim, menyambung kembali tali persaudaraan yang telah lama tak bersua, mengikat yang lama terputus oleh masa, dan menghubungkan yang telah begitu lama renggang karena rasa kecewa.
Tawa dan canda, bersalaman dan tegur sapa, mudik bernostalgia, menjadi momen-momen tak terlupakan.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Segala khilaf dan salah, keliru dan amarah, melebur dalam senyum dan kata-kata “Mohon Maaf Lahir dan Batin Minal Aidin wal Faizin”.
Namun apalah daya manusia tak berdaya, menghadapi makhluk kecil bernama virus corona, membuat semua rencana tak terlaksana. Akhirnya, suasana berpindah di rumah saja.
Tanpa mengurangi makna bersilaturahim saling mengunjungi, untuk sama-sama menjaga kesehatan dan pencegahan. Ucapan pun diganti dengan saling video call, aplikasi meeting zoom dan google meet, hingga unggah status media sosial menjadi alternatif yang banyak digemari.
Begitulah, dengan silaturrahim walau tak harus bertemu, akan tetap terjaga persaudaraan, tumbuh keberkahan dan menambah rezki berkelanjutan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Seperti disebutkan di dalam hadits:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Siapa saja yang ingin diluaskan rezkinya dan dipanjangkan pengaruhnya, maka sambunglah tali persaudaraan” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Sebagai bagian dari silaturahim adalah mengganti berbagi amplop lebaran dengan kiriman rekening ke saudara-saudara yang sedang memerlukan. Itupun dapat merekatkan ikatan silaturahim pada masa pendemi saat ini.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Semoga ikatan silaturahim tetap terjaga walau di tengah wabah yang sedang melanda. (A/RS2/P1 )
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat