Jakarta, 14 Rabi’ul Akhir 1438/ 15 Januari 2016 (MINA) – Advokasi Perempuan dan Anak di Masyarakat serta Pemberhentian Perdagangan Manusia, Silviani Abdul Hamid mengatakan, terjadinya suatu kasus pelecehan perempuan dan perdagangan perempuan di masyarakat tergantung apa yang ada di lingkungan, bukan hanya masalah yang ada pada diri sendiri, melainkan dari orang lain.
“Ketidak pedulian orang lain terhadap menyikapi kasus-kasus itu menjadi masalah bagi masyarakat dan harus perlu diketahui oleh banyak orang terutama pemerintah,” katanya dalam acara “Women Movement” di Mall Of Indonesia, Jakarta Timur, Ahad (15/1).
Dalam menghadapi kasus pelecehan dan perdagangan perempuan jangan terfokus terhadap apa yang membuat diri menjadi menurun, melainkan harus mengangkat pikiran untuk bisa menyelesaikan suatu masalah yang terjadi pada dirinya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
“Terus menanamkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai yang positif di dalam keluarga agar tidak terjadi permasalahan seperti itu.” tambahnya.
Dalam kasus ini, peran keluarga sangat penting apalagi peran seorang ibu cerdas, sangat dibutuhkan dalam mendidik karakter si anak. Maka dari itu, ibu rumah tangga sebenarnya mudah untuk maju apalagi dari pendidikan, yang terpenting bahagia, jangan terpaksa dalam melakukan atau melanjutkan suatu pendidikan dan pekerjaan.
Untuk kasus keluarga yang mengalami broken home (cerai) pasti psikis anak terganggu tetapi sebenarnya semua itu bisa dibangun kembali dari orang terdekatnya, tidak hanya dengan ibu melainkan dengan saudara yang lain, karena pentingnya keluarga, yaitu keharmonisan dan yang menentukan masa depan seseorang adalah diri sendiri.
Dalam mencegah beberapa kasus, terdapat kiat-kiat yang perlu diketahui, yaitu harus mengetahui nilai-nilai seperti apa yang di dapat, komitmen hidup untuk perjalanan ke depannya di mana ketika manusia hidup di dunia kelak akan dipertanggungjawabkan.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
“Pilih lingkungan dan teman yang baik, belajar bela diri untuk mencegah kejahatan, percaya diri bukan berarti sombong, melainkan berserah diri kepada Allah dan selalu merasa takut terhadap adanya Allah,” tambahnya. (L/anj/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza