Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shimon Peres Koma Belahan Otak Kanan Rusak

Admin - Rabu, 14 September 2016 - 09:49 WIB

Rabu, 14 September 2016 - 09:49 WIB

534 Views ㅤ

Tel Aviv, 12 Dzulhijjah 1437/14 September 2016 (MINA) – Mantan presiden Israel, Shimon Peres koma setelah menderita stroke dengan pendarahan di otaknya. Direktur rumah sakit Itzik Kreiss mengatakan kepada wartawan bahwa Peres dalam kondisi koma dan dibantu dengan alat pernapasan.

Sumber Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dari media setempat Haaretz melaporkan, menurut Kepala Unit Stroke di rumah sakit itu, Prof David Orion, belahan otak kanannya rusak.

Peres (93 tahun) kini dirawat di Medical Centre Sheba di Tel Hashomer dekat Tel Aviv telah menjalani beberapa tes dan menunggu hasilnya.

“Kerusakan itu tidak masalah utama saat ini. Kami sedang bekerja untuk berusaha menjaga keadaan tidak akan dalam bahaya,” ujar Prof Orion.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Berbicara kepada wartawan di luar rumah sakit, anak Peres, Chemi, mengatakan kondisi ayahnya “tidak mudah.”

Dia mengucapkan terima kasih kepada staf rumah sakit dan mengatakan pihak keluarga akan membuat keputusan nanti.

“Ini bukan waktu yang mudah bagi saya dan keluarga saya,” katanya kepada wartawan saat berkumpul di luar rumah sakit. “Itu semua tergantung pada apa yang terjadi dan kita tidak tahu lebih dari itu.”

Awal tahun ini, Peres telah dua kali dibawa ke rumah sakit karena masalah jantung. Kantornya mengatakan, Peres memasang alat pacu jantung pekan lalu.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Pendiri Israel yang lahir di Wiszniewo, Polandia, dia adalah seorang pendiri Gerakan Pemuda Buruh-Zionis dan merupakan anggota dari Hagana pasukan militer Yahudi sebelum Israel mendeklarasikan kemerdekaannya.

Sebagai seorang pejabat pertahanan di akhir 1950-an dan awal 1960-an, Peres terlibat dalam pembentukan reaktor nuklir Israel di Dimona.

Pada 1994, ia dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian bersama dengan Yitzhak Rabin dan mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat karena perannya dalam negosiasi perjanjian Oslo dengan Palestina.

Peres aktif sejak menyelesaikan masa jabatannya tujuh tahun sebagai presiden pada 2014 dan merupakan salah satu tokoh paling populer di negara itu.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Dalam pesan yang diposting di Facebook, perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berharap Peres cepat sembuh. “Shimon, kami mencintaimu dan seluruh bangsa ingin Anda sembuh,” katanya.

Surat kabar Israel Ma’ariv melaporkan, Februari 2016 lalu para aktivis di Afrika Selatan telah menyiapkan gugatan hukum untuk menuntut penangkapan mantan Presiden Israel Shimon Peres akibat kejahatan yang ia lakukan terhadap rakyat Palestina.

Alasan penting lainnya, karena Shimon Peres disebut sebagai pendukung utama untuk rezim apartheid Afrika Selatan pada era 70-an dan 80-an.

Menurut laporan lainnya, pada April 2016 lalu, para pengacara Afrika Selatan telah menyiapkan permintaan penanagkapan dan menyatakan kepada otoritas hukum atas dukungan Peres kepada Perancis pada kejahatan perang Aljazair serta tanggung jawabnya dalam pengeboman Qana di Lebanon selatan tahun 1996. (T/P004/P4)

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Khutbah Jumat
Eropa
Kolom
Internasional
Indonesia