Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sirine Darurat Berbunyi, Relawan Food Flotilla Berlarian Keluar

Nur Hadis - Ahad, 5 Februari 2017 - 18:32 WIB

Ahad, 5 Februari 2017 - 18:32 WIB

569 Views

(Doc. Hadis/MINA)

(Doc. Hadis/MINA)

Oleh: Nurhadis, Wartawan MINA saat ini dalam Misi Pelayaran Food Flotilla for Myanmar

Tiba-tiba sirine darurat berbunyi, seluruh relawan Food Flotilla di Atas Kapal Nautical Aliya berlari menuju titik kumpul darurat. Mereka terkejut.

Di antara relawan itu ada yang sedang tidur, ada yang baru akan tidur, ada yang sedang ngopi di kantin. Semua berlari. “Apa gerangan yang terjadi di kapal ini,” pikir para relawan. Mungkinkah terjadi masalah?

Terlihat beberapa relawan sangat panik.
Tiba di Muster Station, kapten kapal Muhammad Firdaus bin Faisal Muhammad segera membuat pengumuman agar para relawan tetap tenang.

Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi

Firdaus meminta seluruh peserta untuk berbaris dan berhitung. Dari 195 penumpang kapal, Firdaus membaginya menjadi dua bagian, satu di sebelah kiri, satunya lagi di kanan, mendekat kepada kapal sekoci berukuran besar.

Penumpang diminta untuk memakai Life Jacket yang sudah disediakan di masing-masing titik kumpul dengan terlebih dahulu mendengarkan intruksi dan mengikuti cara pemakaian yang dipraktekkan oleh kru kapal.

Beberapa relawan terlihat tidak mendapatkan life jacket. Salah seorang relawan asal Indonesia, Daniel Chaniago mengatakan kaget mendengar sirine darurat berbunyi.

“Saya baru aja mau naik ke atas ranjang untuk istirahat, tiba-tiba ada bunyi sirine, cepat-cepat saya keluar,” katanya.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Kemudian Direktur Operasi Misi FFfM, Datuk Farid mengumumkan dengan speaker kalau seluruh penumpang gagal.
Ini adalah simulasi kesiap-siagaan bencana di atas kapal.

“Seharusnya kita bisa berkumpul, memakai life jacket, dan bersiap di dekat sekoci dalam waktu lima menit, ini tadi kita habiskan waktu selama 15 menit, tak apa, ini latihan, ke depan kita harus lebih siap lagi,” katanya.

Oh, ternyata, ini merupakan simulasi yang dirancang oleh panitia FFfM untuk melatih kesiapsiagaan para penumpang kapal saat situasi darurat.

Kapten Kapal, Muhammad Firdaus bin Faisal Muhammad saat diwawancara Mi’raj Islamic News Agency (MINA) usai simulasi mengatakan, sesuai peraturan undang-undang, di kapal harus diadakan pelatihan kesiapsiagaan.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

“Kalau terjadi apa-apa, dan tidak dilatih, maka mereka tidak tahu akan berbuat apa, tidak tahu cara pakai life jacket, tidak tahu cara masuk ke sekoci, ini bahaya,” katanya.

Lebih lanjut Firdaus mengatakan, kalau terjadi situasi darurat, penumpang harus sudah siap dan tahu apa yang harus dilakukan.

“Contoh, andao kapal kita menabrak kapal lain, tenggelam, penumpang harus segera pakai life jacket dan masuk ke life boat untuk keselamatan,” katanya.

Ada sejumlah 195 relawan yang menumpang kapal Nautical Aliya yang berlayar menuju Myanmar dan Bangladesh untuk menyampaikan bantuan makanan, pakaian, selimut, dan peralatan mandi bagi pengungsi Rohingya Arakan dalam Program Food Flotilla for Myanmar yang digagas oleh Kelab Putra 1 Malaysia (KP1M) dan Majelis Perundingan pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM).

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Armada yang berlayar sejak Jumat 3 Februari lalu ini diperkirakan akan sampai Yangon, Myanmar pada Rabu malam, (9/2) untuk kemudian memberikan bantuan secara simbolis kepada pemerintah Myanmar sejumlah 300 ton makanan, untuk kemudian melanjutkan kembali perjalanan ke Teknaf Bangladesh menyalurkan bantuan kepada puluhan ribu pengungsi Rohingya yang ada di perbatasan.

Sejumlah 2300 ton bantuan yang dimuat di atas kapal Nautical Aliya ini, dikawal para relawan dari 11 negara, Malaysia, Indonesia, Thailand, Kamboja, Bangladesh, Swedia, Amerika, Jerman, China, Perancis, Saudi. (B01/RS3)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Rekomendasi untuk Anda