Makassar, MINA – Madani Institute (Center for Islamic Studies) mengadakan Madani Islamic Forum (MIF) dengan pembahasan Perbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Barat, bertempat di Aula Lantai 3 Rabbani Boleuvard Makassar, Sabtu (13/7).
Kegiatan tersebut menghadirkan pembicara Dr. Khaerul Akbar, M.E.I. yang merupakan alumni Program Doktor Ekonomi Islam UIN Alauddin Makassar, dengan mengupas tema tentang perbandingan konsep antara ekonomi Islam dan barat.
Terdapat prinsip-prinsip dalam sistem ekonomi Islam, salah satunya di dasarkan pada nilai-nilai Islam itu sendiri.
“Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang di dasarkan pada nilai-nilai Islam. Prinsip dasarnya adalah prinsip tauhid yaitu segala sesuatu diciptakan oleh Allah dengan tujuan,” ucapnya, demikian keterangan pers yang diterima MINA.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Prinsip yang lain dalam sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi barat memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
“Kapitalisme itu harta dikuasai penuh oleh manusia. Sosialisme itu dikuasai oleh negara, sedangkan Islam segala harta apapun bentuknya adalah pemberian Allah yang penggunaannya diatur menurut aturan-aturan Allah,” imbuhnya.
Di akhir materinya, pembina Yayasan Muamalah Syariah Indonesia ini, memaparkan manfaat yang didapatkan dalam menerapkan sistem ekonomi Islam
Manfaat penerapan sistem ekonomi Islam menurutnya yang pertama adalah nilai-nilai ekonomi Islam sangat kuat dan pelakunya tidak akan melakukan kecurangan karena sadar akan dipertanggungjawabkan.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Kemudia kedua yakni memperhatikan kepemilikan individu dengan batasan-batasan yang ditentukan oleh agama. Ketiga, negara merupakan institusi penting dalam perekonomian sebagai kontroling.
Keempat, memiliki sistem yang baik dalam memenuhi pemerataan melalui zakat, infak, dan sedekah. Dan kelima yaitu setiap individu dalam sistem ekonomi Islam akan termotivasi untuk bekerja keras.(L/R01/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon