Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siswa MAN IC Tampil di Festival Janadriyah Saudi

Risma Tri Utami - Senin, 31 Desember 2018 - 18:51 WIB

Senin, 31 Desember 2018 - 18:51 WIB

6 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) ikut memeriahkan Festival Janadriyah di Ibukota Arab Saudi, Riyadh. Mereka menampilkan tarian tradisional yang dikenal dengan Tari Ratoh.

Festival Janadriyah merupakan festival kebudayaan internasional yang menjadi ajang pertunjukan tahunan. Festival ini digelar Raja Arab Saudi pada 20 Desember 2018 hingga 19 Januari 2019. Tujuannya untuk memelihara budaya dan tradisi di lingkungan Kerajaan Arab Saudi.

Tahun ini, Bangsa Indonesia mendapat penghormatan terlibat dalam festival ini. Melalui KBRI di Riyadh, Kementerian Agama, Kemendikbud, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Olahraga diberi kesempatan untuk ikut memeriahkan festival dengan berbagai pertunjukan seni tari, menyanyi dan lainnya.

“Siswa MAN IC di sini menampilkan Tari Ratoh. Kami tampil pada 29 Desember 2018 lalu,” kata Kabag Umum Ditjen Pendidikan Islam, Ali Ghozi yang menjadi koordinator delegasi Kementerian Agama melalui pesan singkat, Senin (31/12).

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

Tari Ratoh berasal dari Aceh, tarian ini menggambarkan perpaduan harmonis antara gerak badan dan tangan. Tarian ini terdiri dari gerakan dalam posisi duduk, berlutut, membungkukkan badan, menepuk dada, menggelengkan kepala, menggerakkan tangan ke kanan dan ke kiri, serta gerakan-gerakan lainnya.

Menurut Ali, tarian ini memiliki arti puji-pujian dan dzikir terhadap Allah yang didendangkan sambil duduk. Setiap anggota penari akan menarikan gerakan yang sama, jika sudah terdengar suara musik beserta syair-syair dengan menggunakan bahasa Aceh maka itu pertanda bahwa tarian Ratoeh Jaroe telah dimulai.

“Formasi, kekompakan dan alunan musik rapai menjadi ciri khas tarian ini. Pelantun syairnya dinamakn Shahi. Posisi shahi saat tarian dimulai akan berada di luar barisan para penari. Biasanya syair tersebut akan dinyanyikan juga oleh seluruh penari. Kostum yang digunakan berupa pakaian lengan panjang yang berwarna-warni, kain songket yang berasal dari Aceh, ditambah dengan ikat kepala untuk mempercantik kostum penari,” ujarnya.

Ditambahkan Ali Ghozi, tarian ini biasanya dibawakan pada acara-acara besar, seperti pernikahan, kenduri naik haji, malam terakhir Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta memperingati Maulid Nabi SAW.

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Tim Kemenag berada di Arab Saudi sejak 27 Desember 2018 hingga 5 Januari 2019. Total ada 27 orang, terdiri dari tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Sekretariat Jenderal, Satker Kanwil DKI dan Madrasah. Selaku Ketua Rombongan, Ali Ghozi didampingi Kasubag TU Setjen Ali Fakhrudin dan Kasubag TU Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Ahmad Papay Supriyatna. (R/R09/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Dunia Islam