Gaza, 22 Syawal 2014/18 Agustus 2014 (MINA) – Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang terkepung semakin parah, sepekan setelah gencatan senjata yang disepakati antara Palestina dan Zionis Israel.
Sebagian besar wilayah yang diblokade tidak mendapatkan pasokan listrik selama 18 jam, sejak Israel menghancurkan satu-satunya pembangkit listrik di wilayah tersebut pada 29 Juli lalu. Diperkirakan perbaikan atas kerusakan tersebut memakan waktu hingga satu tahun.
Otoritas Energi dan Sumber Daya Alam Palestina mengatakan, pemerintah hanya bisa menyediakan 6 jam listrik perhari untuk daerah Gaza selama dua bulan kedepan. Sebagaimana dilaporkan Press TV, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Warga Gaza juga mengalami kekurangan air sehingga berbagai macam penyakit menyebar kepada warga sipil yang mengungsi.
Baca Juga: Hamas Serukan Mobilisasi Massa untuk Pertahankan Al-Aqsa
Menurut laporan, pengungsi Palestina yang tinggal di sekolah PBB juga mengalami kekurangan air. Mereka mengatakan tidak ada air di kamar mandi dan banyaknya kotoran yang menyebabkan masalah serius bagi mereka.
“Semua anak saya jatuh sakit di sini karena lingkungan sekitar yang kotor. Mereka semua terinfeksi penyakit kulit dan Kudis,” kata kata Fatin Al-Masri, seorang ibu Palestina.
Seorang Pejabat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Monzer Shoblak mengatakan, agresi Israel selama satu bulan lebih menyebabkan PDAM Gaza hanya mampu mensuplai air 50 persen saja.
Wakil sekertaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Valerie Amos mengatakan, Ahad lalu, diperlukan waktu berbulan-bulan untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan penjajah Israel terhadap infrastruktur Gaza.
Baca Juga: Puluhan Serikat Pekerja Global Desak Penghentian Agresi Israel di Gaza
Dia juga mengatakan, 97 instalasi PBB, termasuk pusat kesehatan dan sekolah rusak dalam perang kali ini.(T/Nidiya/P04)
Mi’raj islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Situs Israel Diretas, Data HES Ungkap 462 Tentara Israel dan 6 Jenderal Tewas Akibat Rudal Iran