Jakarta, 16 Syawal 1434/24 Agustus 2013 (MINA) – Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengeluarkan pernyataan terkait perkembangan yang terjadi di Mesir. Menurutnya, berdasarkan laporan dari Dubes RI di Kairo, dan Menlu Marty Natalegawa yang sedang berada di Kanada, dalam 2 – 3 hari terakhir keadaan di Mesir jauh membaik.
Bahkan dikatakan situasinya betul-betul dalam pengendalian yang baik pula. Oleh karena itu, Pemerintah Republik Indonesia merasa belum ada keperluan untuk melakukan evakuasi atas Warga Negara Indonesia, utamanya para mahasiswa. “Kecuali kalau ada mahasiswa yang ingin benar kembali, tentu kita akan membantunya,” tuturnya dalam konferensi pers yang diselenggarakan di kawasan Istana Kepresidenan, di Jakarta, Jumat (23/8).
Presiden SBY mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhammad Najib, untuk mendiskusikan bagaimana Indonesia dan Malaysia melihat perkembangan situasi di Mesir. Menurut laporan situs resmi SEKRI yang dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
Selain itu, harapan Malaysia dengan Indonesia sama, yang intinya berharap agar permasalahan di Mesir bisa diselesaikan secara damai menuju rekonsiliasi nasional. Kemudian bisa dicegah jatuhnya korban jiwa yang semestinya bisa dicegah,” kata SBY. Selain itu baik Malaysia maupun Indonesia, tentu tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri Mesir.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Selanjutnya, Menurut Presiden SBY, pandangan dan posisi Indonesia dalam pergolakan politik di Mesir, telah disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa yang sedang mengemban tugas di PBB dan Kanada kepada beberapa menteri sewaktu bertemu di PBB di New York, Amerika Serikat.
Bahkan beberapa saat mendatang, lanjut Presiden SBY, Menlu Marty Natalegawa juga akan bertemu dengan beberapa tokoh PBB, termasuk Dewan Hak Asasi Manusia dan juga Deputi Sekjen.
Terkait menyampaikan pandangan dan posisi Indonesia terkait pergolakan politik di Mesir paska diturunkannya mantan Presiden Mesir, Muhammad Mursi tersebut.
SBY menegaskan, sebagai sahabat, Indonesia tentu sangat peduli dengan perkembangan situasi di Mesir. “Saya mengikuti hampir setiap saat, siang dan malam, dan saya sungguh tertarik apa yang disampaikan oleh Grand Syekh Al-Azhar, Yang Mulia Bapak Ahmad al Tayeb,” ujar SBY.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Menurut Kepala Negara, ada 5 (lima) butir pernyataan Grand Syekh Al–Azhar yang ia dukung penuh. Pertama, diperlukan rekonsiliasi nasional secara damai. Yang kedua, pihak militer Mesir diharapkan bisa menahan diri dan mencegah jatuhnya korban jiwa.
Yang ketiga, pihak Ikhwanul Muslimin diharapkan juga bisa melakukan selaga sesuatu dengan secara damai dan juga menjauhi kekerasan. Keempat, dikatakan harus dicegah perusakan rumah ibadah, gereja, ataupun rumah ibadah yang lain.
Sedangkan yang kelima, menolak campur tangan asing, campur tangan dalam arti masuk kepada wilayah Mesir tapi membawa kepentingan negaranya sendiri.
“Terhadap 5 (lima) butir yang disampaikan oleh Grand Syekh Al–Azhar Ahmed Al-Tayeb, saya memberikan dukungan penuh sebagai seorang sahabat, mengingat Indonesia juga mengalami pengalaman yang banyak miripnya dengan apa yang terjadi di Mesir 15 tahun yang lalu,” ujar SBY.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Sby berharap, dengan menyimak pernyataan Grand Syekh Al–Azhar Ahmed Al-Tayeb itu, akan terjadi proses politik yang damai sehingga situasi yang meskipun sekarang sulit yang ada di Mesir itu bisa dicarikan jalan keluarnya. (T/P012/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025