Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Socotra Pulau Alien, Pangkalan Militer dan Dajjal

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 9 September 2020 - 09:18 WIB

Rabu, 9 September 2020 - 09:18 WIB

33 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA 

Kantor Berita MINA pada 2 September 2020, menyebutkan berita “Israel Masuki Pulau Socotra di Yaman.” https://minanews.net/israel-masuki-pulau-socotra-di-yaman/

Issa Salem bin Yaqut, kepala suku di Socotra menuding Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi membiarkan Israel memasuki wilayahnya.

Dia memperingatkan semua pihak agar tidak mengganggu kedaulatan Yaman di Socotra dan menyerukan pengusiran Arab Saudi dan UEA, Anadolu Agency melaporkan.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Situs web South Front  melaporkan kedatangan delegasi UEA-Israel ke pulau yang terletak di Samudra Hindia itu bermaksud untuk membangun fasilitas militer dan intelijen di Socotra.

Pemerintah Yaman menyebut langkah itu sebagai “kudeta melawan legitimasi”.

Tahun 2018, Pasukan Arab Saudi pernah mendarat di pulau tersebut, untuk membantu pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbo Mansour Hadi dalam menghadapi kelompok bersenjata Houthi.

Socotra sendiri selama ini telah terhindar dari keterlibatan dalam konflik Yaman yang telah menewaskan puluhan ribu jiwa sejak Maret 2015, dan memicu apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Pulau Misterius

Data Wikipedia menyebutkan, Socotra adalah salah satu pulau dari empat pulau wilayah Republik Yaman, di kepulauan kecil yang terletak di Samudera Hindia.

Satu pulau tidak berpenghuni dan dua lainnya hanya memiliki 100 sampai 450 penduduk. Pulau Socotra sendiri meliputi area seluas 3.625 kilometer persegi.

Kepulauan ini terletak 80 km sebelah timur dari Tanduk Afrika, dan 380 km sebelah selatan dari Jazirah Arab.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Mata pencaharian penduduknya mengadalkan alam yang ada, seperti menggembala ternak, perkebunan dan memancing ikan.

Kepulauan ini sangat terisolasi, sehingga hampir sepertiga dari floranya tidak dapat ditemui di tempat lain selain di kepulauan ini.

Media berbahasa Arab Sotor.com menyebutkan penamaan pulau Socotra berawal sejak Zaman Batu, terutama ketika perdagangan barang-barang antik dan kuno berkembang pesat pada saat itu.

Di pulau tersebut, barang-barang kuno itu ada, maka dinamai Socotra, yang maknanya alami, unik.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Ada yang menyebut juga Socotra Island bermakna Pulau Kebahagiaan, seperti dikatakan oleh orang-orang Romawi dan Yunani kuno. Ini karena dari pulau itulah terdapat barang-barang unik yang dapat membahagiakan pemiliknya.

Adapun bahasa resmi yang dituturkan penduduknya ialah Bahasa Arab. Namun bahasa asli pulau ini masih dipakai juga, yaitu Bahasa Socotri, yang terancam punah karena jarang penduduknya yang menganggap bahasa ini penting untuk dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Keunikan lainnya dalah, di tempat terpencil ini terdapat 1.142 spesies endemik flora dan fauna, yang tidak ditemukan di tempat lain di bumi. Bak berada di planet lain.

Beberapa jenis tanaman misalnya, yang tak ada di tempat lain, adalah Pohon Darah Naga (Dragon Blood Trees), getah aromatis, dan sari lidah buaya langka, dan tanaman lain yang tumbuh di bebatuan.

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Keanehan pohon darah naga yang memiliki nama ilmiah Dracaena cinnabari , memiliki kanopi yang mirip payung, dan ketika dipotong atau disayat, maka akan keluar getah berwarna merah darah.

Binatangnya pun aneh-aneh, seperti ular-ular raksasa yang tinggal di gua-gua. Ada juga bunglon ajaib Chamaeleo monachus. Konon, orang yang mendengar desisnya bisa menjadi bisu. Ada pula keong darat yang memanjat pohon untuk menghindari panas tandus.

Burung dendang laut cokelat (Sula leucogaster) di pantai barat Socotra, kepiting air tawar (Suqutrapotamon socotrensis), laba-laba tarantula biru ukuran besar, dan lainnya.

Maka, banyak wisatawan asing menyebut Pulau Socotra sebagai Pulau Alien, karena tumbuhan dan hewan yang hidup di lepas pantai Yaman itu bisa dibilang unik dan langka, sehingga disebut ‘Galapagos di Samudera Hindia’. Demikian menurut CNN News.
Karena terisolasi dari dunia luar, tumbuhan dan hewan di daerah itu bisa hidup dengan tenang.

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Secara keseluruhan, sepertiga dari 825 spesies tumbuhan, 90 persen spesies reptil dan 95 persen spesies siput di Pulau Socrota tidak ditemukan di tempat lain di dunia menurut UNESCO. Karenanya Badan PBB itu menambahkan kepulauan itu ke dalam daftar Situs Warisan Dunia karena keindahan alamnya.
Untuk menuju Pulau Socotran, turis bisa terbang menuju Seiyun di Yaman dari Kairo, Mesir. Dari sana, ada Yemen Airways yang mengantarkan ke pulau misterius ini. Durasi penerbangannya pun hanya sepekan sekali.

Pangkalan Militer

Keaslian Pulau Socotra kini mulai terusik dengan kedatangan militer dari Israel, yang menurut kepala suku setempat di Socotra dibiarkan oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi.

Sejumlah ahli politik dan strategi berpendapat, seperti disebutkan Anadolu Agency, bahwa kedatangan Israel untuk mengawali membangun pangkalan intelijen Israel-Emirat guna memantau pergerakan Iran, China dan Pakistan.

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

JForum, situs resmi komunitas Yahudi berbahasa Prancis di Paris, mengungkapkan bahwa poros UEA-Israel sedang berupaya untuk membangun pangkalan mata-mata di Socotra, memantau aktivitas Iran di Teluk Aden dan membatasi hubungan Teheran dengan Houthi.

Letak Socotra yang menghadap ke Selat Bab al-Mandab merupakan titik strategis dan merupakan jalur pelayaran utama yang menghubungkan Laut Merah ke Teluk Aden dan Laut Arab.

Dalam jangkauan global, menurut pengamat internasional, Haidar Abbas, pangkalan mata-mata itu nantinya tidak akan menjadi milik Houthi, Yaman, Arab Saudi atau UEA. Namun kekuasaan sepenuhnya akan menjadi milik Israel, dan AS.

Pangkalan mata-mata segitiga India-UEA-Israel diprediksi akan muncul dan dapat mengubah dinamika kawasan Asia Selatan dan Timur Tengah.

Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI

Bahkan melalui kemitraan strategis Israel-India, akan mempermudah peralatan militer Israel dan pasukan dapat menjangkau Kashmir yang dikuasai India.

Informasi terkini menyebutkan, anggota parlemen dari Kongregasi Reformasi Yaman (Al-Islah), sebuah partai politik Yaman pada Senin (8/9) mengklaim bahwa Uni Emirat Arab (UEA) telah mulai membangun dua kamp militer di Pulau Socotra, Yaman.

Al-Islah, dan beberapa anggota parlemen independen mengirim surat kepada Perdana Menteri Maeen Abdulmalik Saeed untuk memperingatkannya tentang tindakan UEA di wilayah tersebut. Anadolu Agency melaporkan.

Mereka juga mengklaim, beberapa perwira militer UEA telah melakukan perjalanan ke pulau itu tanpa paspor atau visa. Negara Teluk itu juga telah membangun delapan menara pemancar di sana.

Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika

Tempat Tinggal Dajjal

Literatur langka seperti dikutip Phinemo, menyebutkan selain misterius, Pulau Socotra juga penuh dengan unsur mistis. Salah satunya adalah keyakinan jika pulau ini merupakan tempat bersemayamnya Dajjal hingga hari Kiamat nanti.

Rumor tersebut berdasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW tentang akan kemunculan Dajjal pada akhir jaman. Nabi SAW saat hidup, pernah menunjuk arah timur dan mengatakan Laut Yaman, tempat Dajjal itu. Lantas banyak yang berasumsi jika tempat yang dimaksud oleh Nabi adalah Pulau Socotra.

Hadits lain mengatakan Dajjal akan muncul dari Wilayah Khurasan, ujung timur Laut Iran. Matan (redaksi) hadits lainnya menyebutkan antara Syam dan Irak. Wallahu a’lam. (A/RS2/P1)

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Amerika
Timur Tengah
Timur Tengah
Kolom