London, MINA – Pesukan oposisi Suriah telah menembakkan peluru mortir dari zona demiliterisasi yang direncanakan di Suriah barat laut, meskipun dilaporkan sudah dilakukan penarikan senjata berat beberapa hari sebelumnya, menurut kelompok pemantau.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan, kelompok oposisi di zona demiliterisasi di sekitar wilayah barat laut Idlib menembakkan beberapa “mortir pada posisi tentara di provinsi Hama di dekatnya, menewaskan dua tentara” pada Sabtu (13/10) malam.
Juga pada hari itu, menurut SOHR, oposisi menghujani provinsi Aleppo dari area demiliterisasi, tanpa ada korban yang dicatat, menurut SOHR.
“Ini adalah pelanggaran jelas pertama dari kesepakatan karena senjata berat ditarik. Daerah ini seharusnya bersih dari senjata berat, termasuk mortir,” kata kepala SOHR Rami Abdel Rahman kepada AFP, Ahad (14/10), demikian Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Dalam sebuah pernyataan di Twitter pada Ahad, SOHR mengatakan bahwa pasukan pemerintah telah membalas tembakan itu.
Idlib adalah wilayah oposisi terakhir yang tersisa di Suriah yang dilanda perang.
Rusia, sekutu Presiden Suriah Bashar Al-Asad, mencapai kesepakatan dengan Turki pada September lalu untuk membentuk zona demiliterisasi guna mencegah serangan pasukan pemerintah yang berpotensi merusak di Idlib.
Kesepakatan itu membutuhkan daerah berbentuk tapal kuda untuk bebas dari senjata berat dan “pejuang radikal” pada 10 Oktober. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)