Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SORE INI RUKYATUL HILAL, KEMUNGKINAN IDUL FITRI BERSAMAAN KAMIS

Admin - Selasa, 6 Agustus 2013 - 05:36 WIB

Selasa, 6 Agustus 2013 - 05:36 WIB

515 Views ㅤ

Jakarta, 29 Ramadhan 1434/6 Agustus 2013 (MINA) – Dewan Hisab dan Rukyat (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) berpusat di Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, sore ini Selasa (6/8) mengadakan rukyatul hilal akhir Ramadhan di berbagai titik pemantauan di Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

Amir DHR Ustadz K.H. Abu Muchtar Marsa’i mengatakan, berdasarkan hilal 1 Ramadhan pada Selasa (9/7), maka rukyatul hilal akhir Ramadhan yakni tangal 29 Ramadhan dilaksanakan hari ini, Selasa (6/7).

Menurutnya, berdasarkan perhitungan hisab harkat perjalanan matahari dan bulan menurut thariqat hisab falak Syeh Alauddin Ibnu Syathir, menunjukan bahwa hari Kamis 8 Agustus 2013 M. adalah awal bulan Syawal 1434 H.

Ijtima terjadi pada Rabu pagi jam 04.38 WIB dan terletak di buruj Al Asad 14 derajat 12 daqiqah dan di manzilah An-Nasyrah 12 derajat 12 daqiqah.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

“Maka rukyatul hilal pada Selasa sore 29 Ramadhan kemungkinan tidak terlihat karena bulan lebih dulu terbenam daripada matahari dengan selisih 21 menit di Jakarta atau di bawah ufuq 5 derajat 15 daqiqah,” katanya.

Ramadhan digenapkan 30 hari, sehingga hari raya ‘Idul Fithri jatuh hari Kamis 8 Agustus 2013, kata Ustadz Marsa’i  kepada Mi’raj News Agency (MINA).

Menurutnya, sesuai dengan petunjuk Rasulullah agar kaum muslimin memulai puasa berdasarkan hilal dan mengakhirinya juga berdasarkan hilal, maka wajib melaksanakan rukyatul hilal akhir Ramadhan.

“Jika hilal tidak terlihat di belahan dunia, maka digenapkan tiga puluh hari berpuasa,” ujarnya.

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

Menurutnya, mengingat melaksanakan rukyatul hilal merupakan ibadah kepada Allah dan perintah Rasulullah, maka timnya tetap akan melaksanakan rukyatul hilal pada Selasa 29 Ramadhan bertepatan 6 Agustus.

Sementara itu, Kementerian Agama RI akan menggelar sidang isbat penetapan Hari Raya Idul Fitri pada Rabu 7 Agustus di ruang Auditorium Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Sebelum sidang, diawali dengan seminar praisbat, sekitar pukul 13.30 WIB.

Penghitungan Berbagai Negara

Ustadz Marsa’i (78), dikenal sebagai salah satu ulama ahli falaq di dunia Islam mengatakan, ia menerima informasi dari Dr. Wahib Isa An-Nasir dari Universitas Bahrain yang menyatakan bahwa ijtima’ di Bahrain hari Rabu pkl. 00.52 tengah malam. Tetapi pada waktu maghrib lamanya hilal hanya 7 menit, yang seharusnya 40 menit.

Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina

“Kami sudah komentari informasi dari Bahrain tersebut melalui email yang bersangkutan,” ujarnya.

Sementara itu, di Negara lain, menurut Ma’had Al-Wathoni Lirusydil Jawi menyatakan bahwa ijtima’ hari Selasa pkl. 22.52 di Tunisia. Akan tetapi hilal lamanya hanya 4 menit. Padahal seharusnya 40 menit. Hal ini pun sudah ia kirim komentarnya melalui email.

Sebagai catatan menurut Ustadz Marsa’i tanggal 27 Ramadhan yang lalu (Ahad, 4/8),  terbit bulan dan mataharai di wilayah Gaza Palestina 133 menit. Sebelumnya, 26 Ramadhan (Sabtu 3/8) 182-133 menit = 49 menit.

“Jadi, di jalur Gaza bulan bergerak setiap hari 24 jam mendekati matahari 49 menit. Dengan demikian maka bulan akan ijtima’ pada hari Selasa pkl 23.30 malam Rabu,” ujarnya.

Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”

Dengan demikian, hilal akan muncul di atas ufuq Gaza setelah matahari terbenam Rabu malam Kamis 9 derajat 30 daqiqah, dengan lama hilal 39 menit, paparnya.

Informasi lain yang diperoleh DHR Jama’ah Muslimin (Hizbullah), laporan Dr. Shabih bin Rahman Al-Saidi dari Kesultanan Oman menyatakan bahwa Oman ijtima’  hari Rabu pkl 01.52 tengah malam waktu Oman, dan bulan pada waktu maghrib di bawah ufuq, dan Idul Fitri Jumat.

“Ini aneh bin ajaib, apakah bulan diam saja tidak berjalan, malah mundur?,” ujarnya mempertanyakan informasi yang ia peroleh tersebut.

Menurut perhitungannya, seharusnya hilal di sana muncul setinggi 8 derajat 30 daqiqah dan cukup lama yaitu 34 menit. Ini karena bulan bergerak setelah ijtima’ meningalkan matahari setiap 2 jam 1 derajat, dan setiap derajat 4 menit lamanya.

Baca Juga: Puluhan WNI dari Suriah Tiba di Tanah Air

Menurut Tim Rukyatul Hilal, Ustadz Haerobi, Senin (5/8) terbit bulan dan matahari selisih 93 menit di Jakarta, yang menentukan ijtima’ hari Rabu pkl 04.30 pagi, dengan tinggi hilal pada Kamis 6 derajat 30 daqiqah, lamanya 26 menit.

Sedangkan di Gaza, menurut relawan yang berada di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Syamsudin, terdapat selisih 84 menit yang menunjukkan bahwa ijtima’ di Gaza hari Selasa pkl 23.30, dengan tinggi hilal pada malam Kamis 9 derajat 30 daqiqah, lamanya hilal 38 menit.

“Hari Raya Idul Fitfri di Gaza diprediksi jatuh pada Kamis, dengan menyempurnakan bulan Ramadhan 30 hari,” lapor Syamsudin untuk Mi’raj News Agency (MINA).

Ustadz Marsa’i menyarankan tetap ada yang melaksanakan rukyatul hilal Selasa sore ini, terutama di Cakung, Jakarta Timur.

Baca Juga: Menag Sayangkan Banyak yang Ngaku Ulama tapi Minim Pengetahuan

“Sehubungan bulan belum ijtima’ sekitar 10 jam 38 menit lagi, rukyatul hilal pada bekas matahari terbenam saja ke kanan dan ke kiri. Pada waktu matahari terbenam bulan di bawah ufuq 5 derajah

Saudi Rukyat Hari Ini

Cukup menarik perhatian Ustadz K.H. Abu Muchtar Marsa’i adalah ternyata Mahkamah Tinggi Saudi Arabia mengumumkan rukyatul hilal dilaksanakan hari ini juga, Selasa (6/8). Namun jika belum melihat hilal, akan dilaksanakan rukyatul hilal esok harinya, Rabu (7/8).

Dr. Abdullah Al-Musnid dari Universitas Al-Qasim Saudi Arabia menyatakan bahwa ijtima’ bulan Syawal pada hari Rabu pkl 00.52 tengah malam, dengan tinggi hilal bada ghurub 2.45, lamanya 11 menit. Sementara lama hilal di Jakarta Rabu, 18 menit, dan di Kuwait 4 menit.

Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK

“Secara implisit batin mereka sebenarnya mengakui awal Ramadhan itu Selasa (9/7) menurut rukyat global. Tetapi karena negara nasional mereka mulai puasa Rabu dengan alasan tidak ada yang melihat hilal di negaranya,” imbuhnya. (L/R1).

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

Rekomendasi untuk Anda