Bandar Lampung, 21 Dzulhijjah 1434/26 Oktober 2013 (MINA) – Aqsa Working Group (AWG) Biro Lampung menggelar sosialisasi pembebasan Masjid Al-Aqsha di beberapa sekolah di Lampung.
Ketua AWG Biro Lampung, Rustam Effendi mengatakan, kegiatan bertema “Save Aqsa go to School” itu bertujuan memberikan pengetahuan sejak dini kepada umat Islam mengenai Masjid Al-Aqsha.
“Tidak semua umat Islam mengetahui Masjid Al-Aqsha, maka menjadi kewajiban bagi kita untuk memberikan pengetahuan kepada umat Islam sejak dini tentang apa itu Al-Aqsha dan mengapa kita harus membebaskannya,” kata Rustam saat ditemui wartawan Kantor Berita Islam MINA (Miraj News Agency) di Bandar Lampung, Sabtu (26/10).
Aqsa Working Group (AWG) adalah lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum muslimin untuk pembebasan Masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: Pasukan Zionis Tutup Masjid Al-Aqsa Hari Ketiga Berturut-turut
Lembaga AWG dibentuk berdasarkan keputusan yang dihasilkan oleh Sidang Akhir Al-Aqsa International Conference di Jakarta, pada 20 Sya’ban 1429H atau 21 Agustus 2008M.
Al-Aqsa International Conference tersebut dihadiri oleh unsur pimpinan organisasi massa Islam, Kedutaan Besar sejumlah negara Muslim, pimpinan lembaga pendidikan umum maupun pendidikan Islam, pimpinan lembaga da’wah, pimpinan media massa Islam dan sejumlah individu yang berkonsentrasi kepada perjuangan muslimin dalam rangka pembebasan Masjid Al-Aqsha.
Rustam menuturkan, program AWG “Save Aqsa go to School” itu berupa pemutaran video peduli Palestina dan pemaparan tentang pentingnya posisi Masjid Al-Aqsha bagi umat Islam.
Hadir sebagai pembicara dalam program “Save Aqsa go to School”, Duta Al-Quds Internasional, KH. Drs. Yakhsyallah Mansur, MA. dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) AWG International Secretary, Ir. Nur Ikhwan Abadi.
Baca Juga: Kepala Mata-Mata Israel Mudur di Saat Rudal Iran Menyerang
Lembaga AWG dalam melaksanakan programnya bekerjasama dengan beberapa sekolah yakni, Sekolah Ar-Raihan, Pondok Pesantren (Ponpes) Babul Hikmah, dan Ponpes Gontor 9 Kalianda, Lampung.
“Seharian ini kita adakan di tiga tempat yakni, Sekolah Ar-Raihan, kemudian Ponpes Babul Hikmah, dan Ponpes Gontor 9,” kata Rustam. Dia menargetkan, semua sekolah di Lampung dapat menjalin kerjasama guna menjalankan program ‘Save Aqsa go to School’ itu.
Al-Aqsha dalam Bahaya
Hingga kini, Masjid Al-Aqsha dalam kondisi berbahaya setelah menjadi sasaran pelanggaran dan penodaan berulang-ulang oleh para pemukim ilegal ekstrimis Yahudi dan pejabat resmi penjajah Zionis Israel (Knesset) dengan kawalan ketat pasukan penjajah Israel, terutama pada hari raya Yahudi.
Baca Juga: Sedikitnya 499 Warga Israel di Rawat di Rumah Sakit Gegara Serangan Balasan Iran
Baru-baru ini, anggota partai ekstrimis Israel Likud yang dipimpin oleh Wakil Ketua Knesset (parlemen Israel) Moshe Feiglin telah mengusulkan Rancangan Undang-Undang untuk membagi Masjid Al-Aqsha secara waktu dan ibadah antara Muslim dan Yahudi.
Dalam rancangan undang-undang Israel itu, para anggota parlemen ekstrimis Yahudi mengusulkan pembagian waktu ibadah bagi jamaah Muslim dan Yahudi di kompleks kiblat pertama bagi umat Islam itu.
Hari-hari tertentu dalam sepekan akan hanya diberikan bagi orang-orang Yahudi dan pada saat mereka melaksanakan ritualnya, kaum Muslim tidak akan diizinkan masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsha.
Jika RUU ini disahkan, maka waktu yang diberikan bagi orang-orang Yahudi akan meningkat, sehingga membatasi waktu kunjungan bagi jamaah Muslim untuk melakukan ibadah terutama melaksanakan shalat Jum’at di kompleks Masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: Israel Kembali Bunuh 27 Warga Sipil Saat Menunggu Bantuan di Gaza
Selama dekade terakhir, penjajah Israel juga telah berusaha mengubah demografis kota Al-Quds dengan membangun permukiman-permukiman ilegal, merusak situs sejarah, dan mengusir penduduk Palestina setempat.
Lebih dari setengah juta warga ilegal Yahudi tinggal di lebih dari 120 permukiman Yahudi yang dibangun sejak penjajahan Israel tahun 1967 di Tepi Barat dan Al-Quds Timur. Sementara masyarakat internasional menganggap permukiman ilegal.
Langkah itu melengkapi upaya Yahudisasi penuh di Kota Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha di mana yayasan Al-Aqsha untuk Wakaf dan Warisan Islam melaporkan sebanyak 104 sinagog Yahudi juga telah tersebar di sekitar lingkungan Masjid Al-Aqsha dan penggalian Israel di bawah kompleks Masjid Al-Aqsha sudah mencapai 18 meter di bawah tanah.
Yahudi menyebut Al-Aqsha sebagai sinagog mitos mereka “Temple Mount/Kuil Bukit” mengklaim daerah itu menjadi tempat dua sinagog Yahudi terbesar di zaman kuno.
Baca Juga: Brigade Al-Quds Bom Markas Komando Militer Israel di Khan Yunis
Mereka percaya mesias (juru selamat) mereka tidak akan tiba sampai sebuah sinagog Yahudi terbesar ketiga dibangun di atas lokasi Masjid Al-Aqsha itu.
Sementara Masjid Al-Aqsha merupakan tempat paling suci ketiga bagi umat Islam. Hal itu terkait dengan Masjid Al-Aqsha sebagi kiblat pertama umat Islam dan peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shalallahu’ Alaihi Wa Salam. Nabi ketika itu naik ke Sidratul Muntaha melalui Masjid Al-Aqsha. (L/K01/P02/P01).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Aktivis Inggris Menangis Mohon Mesir Buka Rafah untuk Salurkan Bantuan