Madrid, MINA – Wakil Perdana Menteri Spanyol, Yolanda Diaz, Jumat (13/10), meminta komunitas internasional untuk memberikan tekanan pada Israel agar menghentikan “pembantaian” di Gaza, Anadolu Agency melaporkan.
Pernyataannya muncul setelah pasukan Israel memperingatkan kepada lebih dari 1 juta penduduk di utara Gaza untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam.
PBB telah memperingatkan, perintah Israel untuk mengevakuasi bagian utara Gaza di tengah pemboman yang terus-menerus tidak mungkin dilakukan tanpa konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan
Diaz yang merupakan ketua partai Sumar yang beraliran kiri jauh di Spanyol telah mendesak Uni Eropa untuk segera melakukan mobilisasi demi perdamaian.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares, mengatakan seluruh pemerintah mengutuk serangan Hamas terhadap Israel, namun setuju bahwa setiap respons militer harus sesuai dengan hukum internasional.
Spanyol adalah salah satu dari sedikit negara Barat yang mengumumkan peningkatan bantuannya ke Palestina di tengah konflik.
“Kita tidak bisa menyamakan Hamas dengan rakyat Palestina. “Apa yang kita perlukan di masa mendatang bukanlah bantuan yang lebih sedikit; ini lebih merupakan bantuan kemanusiaan untuk Palestina,” kata Albares.
Menurut El Pais, Kementerian Luar Negeri Spanyol juga berkoordinasi dengan negara-negara Eropa lainnya untuk mencoba mengevakuasi sekitar 120 warga Spanyol dari Jalur Gaza yang terkepung.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Namun, saat ini, para pejabat mengatakan tidak mungkin masuk atau keluar Gaza. Untuk memfasilitasi evakuasi, pihak berwenang Spanyol mengatakan kepada El Pais bahwa mereka memerlukan izin dari Israel, Hamas, dan kemungkinan kolaborasi Mesir.
Raquel Marti, Direktur Eksekutif Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Spanyol mengatakan kepada El Pais bahwa koridor kemanusiaan sangat penting untuk memungkinkan orang keluar dan bantuan masuk.
“Masyarakat tidak menerima semua yang mereka butuhkan karena kami melakukan penjatahan karena kami tidak tahu berapa lama hal ini akan berlangsung. “Jika penyeberangan perbatasan tidak dibuka, dalam 11 hari kami akan berhenti mengirimkan air, makanan, produk kebersihan, dan obat-obatan,” katanya. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)