Madrid, MINA – Pemerintah Spanyol menolak keras pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mendesak agar negara itu dikeluarkan dari keanggotaan Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Pernyataan Trump itu muncul setelah Madrid bersikeras tidak akan menaikkan kontribusi anggaran militernya sesuai tuntutan terbaru dari Washington.
Sumber resmi pemerintahan Spanyol menegaskan bahwa negaranya tetap menjadi anggota penuh NATO dan berkomitmen terhadap kewajiban aliansi.
“Spanyol adalah anggota penuh NATO yang berkomitmen, dan kami memenuhi target kapasitas kami sebagaimana Amerika Serikat,” tegas pejabat tersebut, dikutip dari Al Arabiya.
Baca Juga: Gabung Militer Israel, Warga Inggris Terancam Jerat Hukum
Sebelumnya, NATO yang kini beranggotakan 32 negara telah menyepakati peningkatan kontribusi anggaran hingga 5 persen untuk memperkuat kemampuan pertahanan kolektif. Namun, Spanyol memilih untuk tidak menambah porsi anggarannya karena alasan ekonomi dalam negeri.
Menanggapi hal itu, Trump menyatakan ketidakpuasan dan mendorong NATO untuk mempertimbangkan pengeluaran Spanyol dari keanggotaan.
“Masih ada satu negara yang tertinggal, yaitu Spanyol. Mungkin Anda harus bicara dengan mereka, atau bahkan mengusir mereka dari NATO,” kata Trump kepada Presiden Finlandia Alexander Stubb, negara anggota baru NATO.
Perselisihan mengenai kontribusi anggaran militer di tubuh NATO bukan hal baru. Sejak masa kepresidenannya, Donald Trump kerap menekan sekutu Eropa agar menaikkan belanja pertahanan hingga 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca Juga: Menlu Sugiono Lakukan Kunjungan Bersejarah ke Pyongyang, Perkuat Hubungan RI–Korut
Namun, sejumlah negara, termasuk Spanyol dan Italia, menilai kebijakan tersebut tidak realistis di tengah tekanan ekonomi domestik dan fokus pada pemulihan pascakonflik global. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prancis Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza, Syaratnya Pelucutan Senjata Hamas