Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Spirit Ramadhan Harapan Indonesia Terang

Redaksi Editor : Arif R - 5 menit yang lalu

5 menit yang lalu

4 Views

T Lembong Misbah

Oleh T Lembong Misbah, Dosen Prodi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh

INDONESIA saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan serius yang membayangi masa depan bangsa. Ekonomi tampak terpuruk paling tidak terlihat dari daya beli masyarakat yang melambat, angka pengangguran begitu tinggi, korupsi yang tak kunjung surut malahan tampak semakin absurd, ketimpangan sosial dan kemiskinan kian memprihatinkan.

Kondisi ini membuat banyak pihak merasa pesimis tentang arah negara ini. Tak pelak, banyak warga yang merasa terjebak dalam kegelapan persoalan-persoalan tersebut, bulan Ramadhan hadir sebagai sebuah kesempatan untuk introspeksi, perubahan, dan perbaikan, baik secara individu maupun kolektif sebagai sebuah bangsa.

Ramadhan, sebagai bulan penuh berkah dan rahmat, memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekadar menahan lapar dan dahaga. Ibadah puasa mengajarkan kepada umat Islam untuk menahan diri, bukan hanya dari makanan dan minuman, tetapi juga dari segala bentuk perilaku buruk seperti iri hati, kebencian, dan kelalaian. Selain itu, Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat rasa solidaritas sosial, membantu sesama, dan memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan manusia. Oleh karena itu, spirit Ramadhan bisa menjadi energi positif untuk merespon berbagai masalah yang tengah melanda bangsa ini.

Baca Juga: Alasan-alasan Mengapa Palestina Menjadi Negeri yang Paling Direbutkan

Dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin berat, Ramadhan mengajarkan umat Islam untuk lebih memperhatikan kebutuhan orang lain melalui zakat, infak, dan sedekah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, surah Al-Baqarah ayat 177: “Bukanlah kesalehan itu hanya menghadap wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kesalehan itu adalah iman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab-kitab-Nya, dan nabi-nabi-Nya, serta memberi hartanya, baik ketika ia mencintainya, kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, orang yang terlantar, orang yang meminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya.”

Ini mengingatkan kita bahwa kesalehan bukan hanya soal ibadah ritual, tetapi juga bagaimana kita memberikan manfaat bagi orang lain, terlebih di tengah kesulitan ekonomi.

Bagi banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan atau yang terdampak pemutusan hubungan kerja, Ramadhan bisa menjadi waktu untuk merenungkan kembali nilai-nilai kehidupan. Di saat banyak orang merasa kehilangan arah, Ramadhan menawarkan sebuah kesempatan untuk mereset hati, untuk kembali menemukan ketenangan melalui doa dan dzikir. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, surah Ar-Ra’d ayat 28: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Dalam konteks ini, peran komunitas dan solidaritas sosial yang terjalin selama bulan Ramadhan menjadi sangat penting. Masyarakat yang saling peduli, saling membantu, dan bergotong royong akan mampu meringankan beban mereka yang terhimpit kesulitan ekonomi.

Baca Juga: Adab dan Akhlak yang Mulai Hilang dari Generasi Muda

Selain itu, spirit Ramadhan juga bisa menjadi pengingat pentingnya kejujuran dan integritas dalam kehidupan sehari-hari, terutama di tengah maraknya praktik korupsi yang merusak tatanan sosial. Sebagai umat yang beriman, kita diajarkan untuk menjauhi segala bentuk kedzaliman, termasuk korupsi.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 188, Allah berfirman: “Janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil dan janganlah kamu membawa urusan itu kepada hakim-hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian harta orang lain dengan dosa, padahal kamu mengetahui.”

Ramadhan memberikan kesempatan untuk membangun karakter yang lebih baik, mengingatkan kita akan pentingnya menegakkan keadilan, dan menjauhi segala bentuk tindakan yang merugikan orang lain.

Namun, selain itu, bulan Ramadhan juga dapat menjadi sebuah momentum untuk menciptakan perubahan dalam aspek-aspek kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk mayoritas Muslim terbesar, bisa mengambil banyak manfaat dari semangat Ramadhan untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan kebenaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di saat banyak orang merasa bahwa negara ini tengah terpuruk dalam permasalahan, Ramadhan mengajarkan kita bahwa solusi atas segala masalah tersebut dimulai dari niat yang baik dan usaha untuk memperbaiki diri.

Baca Juga: Ketika Adab Generasi Muda Mulai Tergerus Zaman

Dalam konteks ketimpangan sosial, misalnya, Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap kesulitan yang dialami oleh orang-orang di sekitar kita. Dengan adanya zakat, infak, dan sedekah, umat Islam didorong untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Meskipun zakat merupakan kewajiban, esensinya jauh lebih dalam, yakni membangun solidaritas sosial dan mengurangi kesenjangan sosial. Oleh karena itu, program-program bantuan sosial yang ada dapat ditingkatkan lagi dengan melibatkan komunitas dan masyarakat untuk secara langsung berkontribusi dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

Selain itu, di tengah tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, Ramadhan juga mengingatkan kita untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu. Dunia yang semakin terfragmentasi ini memerlukan semangat kebersamaan yang semakin kuat.

Pada saat dunia menghadapi banyak tantangan seperti perubahan iklim, ketegangan geopolitik, dan ketidaksetaraan global, Indonesia sebagai negara besar dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam menciptakan perdamaian dan kesejahteraan bagi sesama umat manusia. Semangat Ramadhan, dengan segala ajaran tentang kebaikan, kasih sayang, dan kepedulian, adalah fondasi yang kokoh untuk memupuk nilai-nilai tersebut.

Spirit Ramadhan juga menjadi kesempatan bagi para pemimpin bangsa untuk merefleksikan kembali peran dan tanggung jawab mereka dalam memimpin negara ini menuju kemajuan yang lebih adil dan sejahtera. Keteladanan para pemimpin dalam menjalankan prinsip-prinsip moral dan etika yang luhur akan menjadi contoh bagi seluruh rakyat Indonesia. Ramadhan bukan hanya soal kesalehan individu, tetapi juga soal bagaimana nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan kemanusiaan diterapkan dalam kebijakan publik. Di sinilah pentingnya integritas dalam pemerintahan yang dapat menciptakan kepercayaan rakyat, serta memberi harapan bagi masa depan Indonesia yang lebih cerah.

Baca Juga: 7 Jalan Menggapai Derajat Taqwa Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits

Dalam konteks ini, penulis memandang solusi terbaik yang perlu segara dilakukan adalah mengembalikan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sosial dan bernegara. Tentunya Ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat kembali hubungan antar sesama, memperbaiki mentalitas kolektif yang tergerus oleh individualisme dan keserakahan, serta membangun semangat kebersamaan yang lebih kuat.

Peningkatan kesadaran sosial yang tercermin dalam amal ibadah dan kebiasaan berbagi harus menjadi landasan utama untuk mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi. Keterbukaan hati dan rasa peduli terhadap sesama yang ditumbuhkan selama bulan suci ini, jika dipertahankan setelah Ramadhan, dapat menjadi kekuatan untuk memajukan Indonesia menuju masa depan yang lebih terang.

Pada akhirnya, Ramadhan bukan hanya bulan untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga untuk mengembalikan semangat harapan dan perubahan yang lebih baik. Dengan menggali spirit Ramadhan, Indonesia dapat menemukan jalan keluar dari kegelapan yang sedang melanda. Ramadhan memberikan kita peluang untuk berbenah diri, memperbaiki kualitas hidup, dan memperkuat solidaritas antar sesama, sehingga bangsa ini dapat bangkit dan keluar dari krisis yang sedang dihadapi.

“Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah: 6). Dan, semoga kemudahan itu datang melalui spirit Ramadhan yang menginspirasi, memberikan kita energi untuk menyongsong masa depan yang lebih terang. []

Baca Juga: Strategi Nabawiyah untuk Pembebasan Baitul Maqdis Dimulai dari Misi Dumatul Jandal

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Ramadhan 1446 H
Indonesia
Indonesia