Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Lanka Pangkas Kekuatan Militer di Tengah Krisis Ekonomi

sri astuti - Sabtu, 14 Januari 2023 - 13:53 WIB

Sabtu, 14 Januari 2023 - 13:53 WIB

52 Views

Tentara Sri Lanka berjaga di jalanan distrik Kandy, Sri Lanka. (Foto: dok. NDTV)

Sri Lanka, MINA – Sri Lanka hari Jumat (13/1) mengumumkan akan memangkas kekuatan militernya dengan mengurangi jumlah tentara setelah negara Asia Selatan itu menyatakan bangkrut atas utang luar negerinya tahun lalu.

Kekuatan militer dan pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah dua sisi mata uang, yang tetap bersama, tetapi tidak pernah berbicara satu sama lain secara terbuka,” kata Premitha Bandara Thennakoon, Wakil Menteri Pertahanan negara itu, dalam sebuah pernyataan, Anadolu Agency melaporkan.

Mempertahankan rencana kementerian untuk mengurangi jumlah tentara menjadi 135.000 dari 200.783 saat ini pada tahun 2024, Thennakoon mengatakan: “Pengeluaran militer pada dasarnya adalah pengeluaran yang ditanggung negara, yang secara tidak langsung merangsang dan membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi dengan cara memastikan keamanan nasional dan manusia.”

“Itu telah diproyeksikan untuk mengukur kekuatan (militer) menjadi 100.000 pada tahun 2030,” kata pernyataan kementerian itu.

Baca Juga: Tanggapi Niatan Presiden Macron untuk Akui Palestina, Menlu Shahin: Langkah yang Benar

“Tujuan keseluruhan dari cetak biru strategis adalah untuk membicarakan kekuatan pertahanan yang sehat secara teknis dan taktis dan seimbang pada tahun 2030 untuk menghadapi tantangan keamanan yang akan datang setara dengan dimensi keamanan nasional negara itu,” kata Thennakoon.

Lumpuh oleh kekurangan cadangan devisa setelah runtuhnya ekonomi yang bergantung pada pariwisata, negara berpenduduk 22 juta jiwa itu gagal membayar semua utang luar negerinya tahun lalu.

Negara itu tidak mampu membayar makanan, bahan bakar, dan kebutuhan lainnya, dengan kekurangan bahan bakar yang menyebabkan pemadaman listrik setiap hari. Sekolah-sekolah ditutup dan pegawai pemerintah diminta untuk bekerja dari rumah.

Juli lalu, Ranil Wickremesinghe dilantik sebagai presiden baru negara yang bergulat dengan krisis keuangan terburuk. (T/R7/P1)

Baca Juga: WFP: Pengurangan Bantuan Bebani Perempuan dan Anak-Anak Afghanistan

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: Biara Tertua di Mandalay Runtuh oleh Gempa, Puluhan Biksu dan Biarawati Tewas

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Internasional
Internasional
Internasional
Asia