STAF AHLI MINTA PPIH UPAYAKAN KURANGI FAKTOR KELELAHAN JAMAAH HAJI

(Foto: Kemenag)
(Foto: Kemenag)

Jakarta, 25 Sya’ban 1436/12 Juni 2015 (MINA) – Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi dan Globalisasi Kementerian Kesehatan Khoirul Rajab Nasution meminta Panitia Penyelenggara Ibadah ()   1436H/2015M dapat bekerjasama dengan baik, khususnya dalam upaya mengurangi faktor kelelahan jamaah menjelang puncak haji, yaitu wukuf di .

“Salah satu hal di bidang kesehatan yang harus betul-betul disiapkan dalam konteks safari wukuf adalah bagaimana mengurangi kelelahan para calon jamaah haji ketika hari Arafah. Mohon komitmen bersama untuk bagaimana mengurangi aktivitas umrah (jamaah) pada masa menjelang Arafah,” kata Khairul Rajab.

Hal itu disamapiakannya saat memberikan sambutan pada Penutupan Pembekalan PPIH Arab Saudi 1436H/2015M, Jakarta, Jumat (12/6), demikian laporan Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Sehubungan itu, Khairur Rajab meminta tim kesehatan PPIH Arab Saudi agar dapat bekerjasama dengan petugas Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang mendampingi jamaah dari Tanah Air.

Menurutnya, TKHI adalah ujung tombak pelayanan kesehatan jamaah haji. “Jangan menganggap PPIH dan TKHI itu seolah-olah terpisah. Itu salah. Tapi bagaimana menjadi satu kesatuan,” tegasnya.

“Saat armina, betul-betul koordinasi sangat dipentingkan. Mudah-mudahan semua kelelahan dan keletihan selama ini sirna,” tambahnya.

Dalam kesempatan penutupan yang juga dihadiri Sekjen Kemenag Nur Syam, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis, KPHI, perwakilan TNI dan Polri, Khairur menyampaikan pesan dari Menteri Kesehatan kepada para Petugas PPIH Arab Saudi.

Menkes, menurut Khairur, berpesan agar seluruh PPIH dapat bekerjasama secara tim dan berkoordinasi dengan baik sejak dari Tanah Air.

Selain itu, PPIH harus menjadi teladan dalam menerapkan paradigma hidup sehat, terutama sehubungan dengan adanya kasus merebaknya Ebola dari Afrika.

“Ini harus betul-betul hati-hati. Petugas kesehatan, khususnya sansur, harus betul-betul bisa menerapkan pengawasan di sana. Secara khusus melalui dr. Fidiansyah, kita akan meminta laporan upaya yang dilakukan selama masa Pra Armina, Armina, dan Pasca Armina,” terang Khairur Rajab.

“Sebulan yang lalu, ada sidang WHO di Jenewa, mengkhawatirkan persebaran ebola dari Afrika. Oleh karena itu, gerakan PHBS kepada seluruh jamaah haji, termasuk petugas.

Dikatakan Khairur Rajab, petugas harus menjadi teladan dalam menjaga kesehatan agar bisa maksimal dalam menjalankan tugas pelayanan. Kalau ada petugas yang tergolong risti, lanjut Khairur, harus segera diurus dengan baik.

“Identifikasi petugas yang risti. Kabid kesehatan harus bisa mengidentifikasi seluruh PPIH ini siapa yang risti. Bila ada petugas yang risti, jangan malu-malu menjelaskan. Misal hipertensi berat, diabetes berat. Dalam situasi Arab Saudi, kelelahan, dan tugas berat, (kondisi) ini harus dijaga dengan baik,” jelasnya.

“PPIH selain mengurus jamaah, tolong jaga kesehatan diri. Terapkan paradigma hidup sehat dari kita dan untuk seluruhnya,” tambahnya.

Pesan ketiga Menkes yang disampaikan Khairur adalah agar PPIH fokus pada tugas dan taat pada komando pimpinan operasional.

Di samping itu juga harus dapat menjalin komunikasi efektif dalam pelayanan serta melakukan manajemen konflik dengan baik. “Konflik sering terjadi. Manaj konflik dengan bijak dan pengendalian emosi. Dalam ilmu psikologi, emosi akan keluar ketika ada stressor,” terangnya.

“Jangan mengeluarkan statement sendiri sendiri, apalagi menyangkut institusi; dan taat pada aturan dan kontrak yang disepakati,” ujar Khairur melanjutkan pesan Menkes.

Khairur Rajab berharap komitmen PPIH yang telah diteguhkan agar bisa menjadi bekal dan pegangan dalam menjalankan tugas sehingga partisipasi dalam PPIH Arab Saudi ini dapat menjadi momentum untuk bekerja lebih keras dan disiplin ketika nanti kembali ke Tanah Air.

Selesai mengkuti Pembekalan PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, tim PPIH dari unsur Kementerian Kesehatan ini langsung akan mengikuti Pelatihan Kompetensi di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto selama lima hari ke depan.

Pelatihan ini, menurut Khairur Rajab akan lebih pada bagaimana mengimplementasikan ilmu-ilmu kesehatan yang sudah dimiliki oleh masing-masing PPIH dalam situasi Arab Saudi.

“Contoh, bagaimana menangani pasien dengan koma diabetes di Arafah, tanpa ada alat-alat atau protokol yang anda yakini selama ini. Anda harus mampu menangani itu dengan baik. Pasien koma diabetikum bisa ditangani dengan baik,” terang Khairur.

“Haji adalah Arafah sehingga jangan pernah mengeluarkan pasien dari Arafah,” tambahnya. (T/P011/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0