Beirut, 30 Muharram 1437/12 November 2015 (MINA) – Penjaga perdamaian PBB di selatan Lebanon, UNIFIL, pada Rabu (11/11) menyerahkan seorang staf lokal lama kepada pemerintah Lebanon yang menuduhnya sebagai mata-mata Israel.
Warga Lebanon yang pernah bekerja di lembaga PBB, UNIFIL, selama lebih 20 tahun itu adalah di antara tiga orang yang dituduh sebagai mata-mata untuk Israel.
Pada Ahad lalu, pemerintah Lebanon mengatakan, mereka telah menangkap tiga tersangka, seorang pria Suriah dan isteri Lebanon-nya serta seorang pria Lebanon, Nahar Net melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dalam sebuah pernyataan resmi Rabu, UNIFIL mengatakan akan terus memberikan bantuan yang diperlukan untuk memfasilitasi investigasi oleh Pemerintah Lebanon.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pada Ahad lalu, layanan Keamanan Umum Lebanon mengumumkan telah menangkap seorang dari “jaringan mata-mata”.
Pengumuman itu menuduh tiga orang tersangka mengumpulkan informasi tentang individu, keamanan dan sasaran militer di Lebanon.
Lebanon dan Israel secara teknis masih dalam keadaan perang, di mana pertempuran sesekali terjadi di perbatasan dalam masa gencatan senjata.
UNIFIL di Lebanon bertugas memonitor perbatasan dan memiliki kekuatan sekitar 10.000 orang pasukan penjaga perdamaian internasional.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
UNIFIL juga mempekerjakan banyak staf lokal yang berperan non-penjaga perdamaian.
Pada tahun 2006, Hizbullah Lebanon terlibat perang selama sebulan dengan Israel yang menghancurkan sebagian dari Lebanon.
Konflik menewaskan lebih 1.200 orang di Lebanon, sebagian besar warga sipil, dan sekitar 160 warga Israel, sebagian besar mereka tentara.
Antara April 2009 hingga 2014, pemerintah Lebanon telah menahan lebih 100 orang yang dituduh menjadi mata-mata Israel, kebanyakan dari mereka anggota pasukan atau karyawan telekomunikasi. (T/P001/P2)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB