Jakarta, MINA – Suasana berbeda tampak di stan Majelis Hukama Muslimin (MHM) dalam pameran buku Islam terbesar se-Asia Tenggara, Islamic Book Fair (IBF) 2025, Sabtu (21/6). Puluhan anak dan remaja memenuhi area Children’s Corner yang disulap menjadi ruang belajar interaktif bertema “Storytelling: AI and the Friendship Tree“. Di tengah riuhnya teknologi dan digitalisasi, MHM justru menawarkan ruang refleksi moral melalui cerita dan seni bercerita.
Hal yang menjadi magnet utama kegiatan adalah kehadiran Kang Acep Zamzam Noor, sastrawan, penyair, sekaligus pelukis kawakan asal Indonesia. Didampingi moderator Rizki Prayogo, Kang Acep menghidupkan suasana dengan narasi-narasi penuh makna, menjelaskan pentingnya tradisi mendongeng dalam membentuk karakter anak sejak dini.
“Dongeng bukan sekadar cerita sebelum tidur. Ia adalah tradisi universal yang mengandung nilai-nilai moral, akhlak, bahkan penalaran. Di dalam dongeng, anak-anak belajar tentang kebaikan, kejahatan, kerja keras, dan kasih sayang,” ujar Kang Acep dalam paparannya.
Ia menambahkan, dari dongeng tentang binatang misalnya, anak bisa belajar bahwa perilaku manusia juga tercermin pada karakter binatang. “Ada yang jujur, ada yang licik, ada yang rajin. Ini memperkaya imajinasi dan empati mereka,” katanya.
Baca Juga: Pembina UAR Encep Zarkasih Berikan Arahan dalam Apel Pagi Panitia Tabligh Akbar 22 Juni 2025
Lebih lanjut, Kang Acep menyoroti pentingnya membaca dan menulis sebagai bagian dari ekspresi diri. “Dengan membaca, kita tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tapi juga nilai-nilai kehidupan. Dan menulis adalah proses menyehatkan—mengeluarkan isi hati dan pikiran,” tegasnya.
Dalam era teknologi seperti sekarang, Kang Acep tidak menampik bahwa Artificial Intelligence (AI) merupakan bagian dari perkembangan zaman yang tak terelakkan. Namun, ia menekankan pentingnya menyikapi teknologi secara kritis.
“AI bisa jadi alat bantu yang luar biasa, tapi jangan sampai membunuh proses kreatif kita. Anak-anak harus tetap belajar berpikir, berimajinasi, dan mengekspresikan diri tanpa ketergantungan penuh pada mesin,” pesannya.
Stan MHM dalam IBF 2025 juga menghadirkan ratusan buku berkualitas dari beragam genre, serta ruang-ruang diskusi intelektual yang terbuka bagi semua kalangan. Partisipasi MHM tahun ini kembali menegaskan komitmen mereka dalam membangun peradaban literasi Islam yang progresif namun tetap berakar pada nilai-nilai kemanusiaan.
Baca Juga: BMKG: Cuaca Riau Cerah Berawan, Waspada Karhutla
IBF 2025 sendiri berlangsung di Jakarta Convention Center dari 18 hingga 22 Juni, menjadi ajang tahunan yang tidak hanya memamerkan buku, tapi juga memantik percakapan penting tentang masa depan generasi Muslim di tengah gempuran teknologi dan tantangan moral global.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemenag: Dinamika Haji Sudah Diselesaikan Bersama Kementerian Haji