Casablanca , MINA – Dua merek terkemuka Starbucks dan H&M di Maroko akan ditutup secara permanen sebelum akhir tahun 2023 karena rendahnya permintaan karena kampanye boikot terhadap Israel yang sedang berlangsung pada perusahaan tersebut, lapor Media lokal Maroc Hebdo.
Kedua merek tersebut, yang merupakan anak perusahaan dari raksasa waralaba Kuwait Al Shaya, akan menanggung beban terbesar dari kampanye boikot yang menargetkan merek-merek dan toko-toko Barat yang berbagi postingan “permintaan maaf” tentang perang Israel di Gaza.
Starbucks memiliki 18 lokasi di Maroko sementara H&M membuka empat toko. Seperti dilaporkan New Arab, Sabtu (2/12).
“Menurut informasi yang dapat dipercaya, dua merek besar global, terutama merek pakaian asal Swedia, H&M dan jaringan kopi bergengsi Amerika Serikat, Starbucks, akan meninggalkan Maroko mulai 15 Desember,” tulis publikasi Maroko.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Laporan menyebutkan, aksi boikot telah menciptakan suasana “kecemasan dalam lingkaran ekonomi di Casablanca,” karena kedua merek tersebut mempekerjakan ratusan warga Maroko.
Berbicara kepada beberapa karyawan di toko-toko perusahaan tersebut, mereka mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui laporan yang dituduhkan tersebut. Namun mereka sadar bahwa toko-toko tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan karena kurangnya permintaan.
“Ini akan menjadi bencana, kami memiliki lebih dari 100 karyawan. Ke mana kami akan pergi setelahnya? Mudah-mudahan laporan itu tidak benar,” kata seorang pekerja di toko Starbucks di Maroko. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional