Oleh: Asy Syaikh ‘Ali Al ‘Utaibi Ash Shoifiyyah*
Strategi ini terbukti manjur untuk mempermudah hafalan Al-Quran. Saat materi ini disampaikan sewaktu di Thaif, pemateri telah mengujikan strategi ini ke beberapa anak didiknya, dan hasilnya memuaskan.
Rata-rata seseorang membutuhkan waktu 20-30 menit untuk menghafalkan satu halaman Al-Quran, tetapi setelah mempraktikan strategi ini, ia hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit saja.
Strategi 7 T yang dimaksud adalah 1. Tahyiah (Persiapan), 2. Takhayyul (Berimajinasi), 3. Taskhin (Pemanasan), 4. Tarkiz (Konsentrasi), 5. Tartil (Baca Perlahan), 6. Tikrar (Diulang-ulang), 7. Tarabuth (Ikatan).
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Berikut penjelasannya :
- Tahyiah (persiapan)
Persiapan di sini mencakup persiapan kondisi diri, tempat, dan waktu.
Kondisikan diri sesiap mungkin untuk mengahafal Al-Quran, kosongkan diri dari hal-hal yang merusak konsentrasi, kemudian pilih tempat dan waktu yang tepat.
- Takhayyul (berimajinasi)
Bagi kamu yang mengerti Bahasa Arab, maka itu sungguh modal yang luar biasa untuk bisa mempermudah menghafal Al-Quran. Kalau belum, maka bisa melihat ke terjemahan. Tujuannya adalah untuk memahami apa yang dihafal. Ketika kamu paham apa yang kamu hafal, maka proses menghafal pun akan terasa lebih mudah. Memahami apa yang dihafal juga membantu berimajinasi menemukan penghubung antar ayat, sehingga hafalan menjadi lebih kokoh.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
- Taskhin (pemanasan)
Saat mulai menghafal, jangan paksakan jumlah yang dihafal. Dalam menghafal Al-Quran, tidak ada yang mewajibkan kamu memulainya dengan utuh satu ayat (bila ayatnya panjang). Mungkin kamu bisa memulai dengan satu baris, atau beberapa kata sebagai pemanasan.
- Tarkiz (konsentrasi)
Segala pekerjaan membutuhkan konsentrasi agar membuahkan hasil yang maksimal. Tingkat konsentrasi berbanding lurus dengan kecepatan menghafal. Semakin kamu konsentrasi, semakin cepat pula hafalan tersimpan di memori.
- Tartil (baca perlahan)
Eja huruf per huruf. Amati hurufnya satu per satu. Resapi kata per kata. Baca dengan tenang dan dalam tempo perlahan. Jangan tergesa-gesa.
- Tikrar (diulang-ulang)
Tingkat hafalan manusia berbeda-beda. Ada yang membutuhkan satu kali pengulangan agar hafalannya tertancap di memori. Dan banyak yang membutuhkan lebih dari satu kali. Jangan terburu-buru melanjutkan hafalan, ulang dan ulang terlebih dahulu apa yang sedang dihafal, baru kemudian lanjutkan.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
- Tarabuth (ikatan)
Temukan korelasi antara ayat per ayat dan halaman per halaman. Banyak orang yang lupa di mana hafalannya saat pergantian ayat atau pun pergantian halaman. Ini bisa dikurangi dengan menemukan atau bahkan dengan menciptakan kaitan ayat atau halaman tadi.
Bisa berupa makna ayat, sebagai contoh bila ayat-ayat yang dihafal menceritakan sebuah kisah, dan ini banyak ditemukan di Al-Quran. Atau bisa dengan melihat kemiripan kata atau huruf dari pertemuan ayat atau halaman. Selamat Mencoba. Ma’akumun Najaah.(R05/R02)
*Tulisan ini disampaikan dalam Daurah Asy Syaikh ‘Ali Al ‘Utaibi Ash Shoifiyyah fi Hifdzil Quran di Kota Thoif, tenggara Kota Makkah, Arab Saudi, yang dimuat di laman resmi Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN XIV) Tahun 2015.
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat