Bandung, MINA – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menjadi narasumber dalam diskusi strategis yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat. Diskusi ini berlangsung di kantor Disperindag Jabar, Bandung, Jumat (25/4) membahas langkah-langkah untuk meningkatkan ekspor produk halal dari provinsi tersebut.
Putu Rahwidhiyasa, Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah (BIWIS) KNEKS, dalam paparannya menyampaikan perkembangan terkini terkait ekspor produk halal nasional. Putu menyoroti pentingnya upaya perundingan internasional seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) yang mencakup bab khusus tentang Ekonomi Islam.
“Kesepakatan ini membuka peluang besar bagi produk halal Indonesia untuk masuk ke pasar UEA dan negara-negara lain melalui UEA. Selain itu, Free Trade Agreement (FTA) dengan Gulf Cooperation Council (GCC) juga sedang dirundingkan untuk memperluas akses ke negara-negara GCC,” ungkapnya.
Helma Agustiawan, Deputi Direktur Inkubasi Bisnis Syariah KNEKS, menekankan pentingnya kolaborasi dengan PUM Netherlands Senior Experts untuk meningkatkan kualitas produk halal Jawa Barat agar memenuhi standar internasional.
Baca Juga: Presiden Prabowo Terima Medali Kehormatan dari Komandan Operasi Khusus AS
“Selain peningkatan kualitas, kolaborasi ini juga membuka peluang ekspor ke Eropa, khususnya melalui Belanda sebagai pintu masuk utama ke pasar Eropa,” ujarnya.
Diskusi ini juga menghadirkan Ahmad Iqbal, Deputi Direktur Akselerasi dan Kemitraan Usaha Syariah KNEKS, yang secara daring memaparkan hasil kajian kebijakan tentang pemetaan negara tujuan ekspor prioritas.
Di sisi lain, Binsar Agung Hartanto, Deputi Direktur Infrastruktur Industri Halal KNEKS, menyoroti pentingnya penguatan logistik halal untuk mendukung ekspor produk halal.
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jawa Barat, Harry Maksum, menyampaikan apresiasi atas inisiatif diskusi ini. “MES Jabar siap berkolaborasi dengan Disperindag untuk mendukung peningkatan ekspor produk halal,” tegasnya.
Baca Juga: Tom Lembong Laporkan Majelis Hakim ke MA, Minta Evaluasi Proses Peradilan
Hal senada disampaikan oleh Agung Irianto dari PUM, yang menekankan potensi program Centre for the Promotion of Imports (CBI) sebagai alat strategis untuk mendukung ekspor produk halal dari Indonesia.
Diskusi dibuka oleh Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Jabar, M. Lukmanul Hakim, yang mengapresiasi dukungan KNEKS, MES Jabar, dan PUM dalam menyusun program strategis untuk ekspor produk halal.
“Jawa Barat memiliki kontribusi besar dalam ekspor nasional, khususnya untuk produk makanan olahan dan fesyen muslim. Potensi ini perlu didukung dengan sertifikasi internasional dan penguatan kualitas produk,” jelas Lukman.
Data yang diungkap dalam diskusi menunjukkan bahwa pasar halal global diproyeksikan mencapai USD 7 triliun pada tahun 2025, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 5,5%.
Baca Juga: Ketua MPR RI Tekankan Persatuan Bangsa Jelang 80 Tahun Kemerdekaan
Negara-negara GCC, Uni Eropa, dan Amerika Serikat menjadi tujuan utama ekspor produk halal Indonesia.
Dengan dukungan KNEKS, MES Jabar, dan PUM, Jawa Barat diharapkan mampu memperkuat posisi sebagai pusat ekspor produk halal nasional, meningkatkan kualitas produk, serta memperluas akses ke pasar global. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Game Judi Online Terpopuler Masih Beroperasi di Indonesia, Kinerja Satgas Pemerintah Dipertanyakan