Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Strategi Nabawiyah untuk Pembebasan Baitul Maqdis Dimulai dari Misi Dumatul Jandal

Redaksi Editor : Ali Farkhan Tsani - 22 detik yang lalu

22 detik yang lalu

0 Views

Peta Daerah Dumatul Jandal (Sabq)

Oleh  Urfa Kaida Sukaman, Aktivis Aqsa Working Group (AWG) Jawa Barat

Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan Nabi dan Rasul yang menaruh perhatian khusus terhadap pembebasan Baitul Maqdis.

Mengikuti jejak para Anbiya terdahulu yang terkait dengan Baitul Maqdis, mulai dari Nabi Adam ‘Alahis Salam, Nabi Ibrahim ‘Alahis Salam, Nabi Ishaq ‘Alahis Salam, Nabi Ya’qub ‘Alahis Salam, hingga Nabi Yusuf ‘Alahis Salam.

Kemudian berlanjut ke Nabi Dawud ‘Alaihis Salam, Nabi Sulaiman ‘Alahis Salam, Nabi Zakariya ‘Alahis Salam, Nabi Yahya ‘Alahis Salam hingga Nabi Isa ‘Alahis Salam.

Baca Juga: Hikmah dari Bencana Banjir Jabodetabek

Lebih dari itu, menjadi bukti nyata salah satu peristiwa yang terjadi di masa kenabian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yaitu peristiwa Hijrah dari Makkah ke Madinah. Selanjutnya, setelah itu beliau melakukan dua misi besar yaitu keinginannya untuk pembebasan Kota Makkah dan pembebasan Baitul Maqdis.

Mengutip pendapat Prof. Abdullah Ma’ruf Omar, seorang guru besar Studi Palestina di Universitas Istanbul, Turki, dalam bukunya Baitul Maqdis fi Istaratijiyyah, seperti ditulis Imaam KH Yakhsyallah Mansur,MA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memulai perjalanan dakwah dalam membebaskan Baitul maqdis yaitu melalui strategi Ghazwah (perang) yang beliau awali dengan perang Dummatul Jandal, sebagai bentuk pembelaan diri.

Perang Dumatul Jandal adalah sebuah peperangan yang terjadi pada akhir tahun ke-5 Hijriah atau awal tahun ke-6 hijriyah. Perang ini terjadi setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendengar informasi tentang suatu tempat yang di dalamnya terdapat orang-orang dzalim yang merampas harta para kafilah dagang yang menyebabkan terganggunya jalur pedagangan ke Madinah.

Perang Dumatul Jandal terjadi antara umat Islam dari Madinah melawan suku-suku di Daumatul Jandal, sebuah negeri yang terletak antara Hijaz dan Syam, arah Baitul Maqdis.

Baca Juga: Taat kepada Allah dan Rasul: Ujian Kepatuhan Sejati

Letak negeri ini 450 kilometer dari Madinah, dan biasa ditempuh dalam 16 malam perjalanan kaki atau berkendaraan unta kala itu. Karena jaraknya sangat jauh dan belum pernah ditempuh, Perang Daumatul Jandal disebut-sebut sebagai pembuka perjalanan pasukan Islam menuju pembebasan negeri-negeri besar nan jauh di masa selanjutnya, salah satunya Baitul maqdis.

Adapun penyebab Perang Dumatul Jandal, dalam beberapa literatur Ibnu Sa’ad dan Al-Waqidi menyebutkan, Perang Dumatul Jandal dipicu oleh berita yang diterima Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa di Dumatul Jandal ada gerombolan pengacau yang selalu menjarah setiap kafilah kaum Muslimin. Biasanya kafilah pedagang kiaum Muslimin melintas untuk menjual dagangannya di pasar yang cukup besar di wilayah tersebut.

Tidak hanya itu dikabarkan juga beberapa kabilah Arab telah bergabung untuk menyerang Madinah.

Di sinilah kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memiliki beberapa pertimbangan membersihkan kawasan Dumatul Jandal dari kelompok penjaran tersebut.

Baca Juga: 6 Hal Yang Perlu Diketahui tentang Bahaya Riba

Beliau hendak mencegah berkembangnya aliansi kabilah pengacau yang dzalim  yang dapat bergabung dengan kaum kafir Quraisy, yang sebelumnya memang dikenal permusuhannya dengan kaum Muslimin.

Dari sisi perang psikologis, pembebasan Dumatul Jandal yang mengarah ke kawasan Baitul Maqdis, Palestina, yang kala itu dikuasai pasukan Imperium Romawi. Tindakan Rasul memberikan efek kejut kepada pimpinan Romawi. Sekaligus tindakan memberikan jaminan keselamatan untuk kaum Muslimin dan warga yang menghendaki keamanan dalam perjalanan dan perdagangan.

Pada Perang Dumatul Jandal, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  berangkat, Kota Madinah diamanahkan kepada sahabat Siba bin Urfuthah Al-Ghifari sebagai imam masjid Nabawi, sementara beliau keluar kota.

Akan tetapi sesampainya di Dumatul Jandal peperangan fisik bersenjata tidak sampai terjadi, sebab pasukan Islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tak menjumpai musuh di Dumatul Jandal karena sudah melarikan diri lebih dulu.

Baca Juga: Kemuliaan Ahlul Qur’an: Dari Dunia Hingga Akhirat

Kesempatan tersebut justru dimanfaatkan oleh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  dan pasukannya untuk memberikan rasa aman warga di kampung-kampung sekitar yang dilewatinya, untuk menjalin perjanjian bersama mengamankan daerah itu dari kaum perusuh.

Rasululah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  dan pasukannya pun kembali ke Madinah dengan meraih kemenangan psikologis yang luar biasa. Dan itu menjadi awal dari pembebasan kawasan Baitul Maqdis, yang kemudian terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Peta jalannya sudah diawali oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan dilanjutkan oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kemudian diselesaikan pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Sebuah rangkaian perjuangan pembebasan Baitul Maqdis yang berkesinambungan. Insya-Allah kita pun, Jama’ah Muslimin sedang meniti jejak pembebasan Baitul Maqdis. Allahu Akbar ! Al-Aqsa Haqquna !!!

Baca Juga: Bagaimana Media Barat Membelokkan Fakta Konflik Palestina?

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

 

Baca Juga: Gerhana Bulan 14 Maret 2025, Cek Daerah Mana Saja yang Melihatnya

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
MINA Millenia
MINA Millenia