Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stres dan Hati Buruk, Penyebab Sakit Lambung

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 31 detik yang lalu

31 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

LAMBUNG yang sehat adalah kunci pencernaan yang baik, namun semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa masalah pada lambung tidak hanya disebabkan oleh makanan atau infeksi bakteri, melainkan juga oleh faktor psikologis seperti stres dan kondisi emosional yang buruk. Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bahwa pikiran dan perasaan negatif dapat mempengaruhi kesehatan lambung secara signifikan, bahkan berperan sebagai salah satu penyebab utama gangguan pencernaan. Berikut hal-hal terkait dengan penyakit lambung.

Pertama, Hubungan Antara Pikiran dan Pencernaan. Sistem pencernaan kita tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang kita makan, tetapi juga oleh bagaimana kita merespon stres. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh melepaskan stres/">hormon stres, seperti kortisol, yang dapat mempengaruhi fungsi pencernaan. Stres berlebihan mengubah motilitas atau pergerakan saluran pencernaan, memperburuk penyerapan makanan, dan bahkan dapat menyebabkan peradangan.

Kedua, Penyakit Lambung yang Terkait dengan Stres. Penyakit yang paling umum terkait dengan stres adalah penyakit refluks gastroesofageal (GERD), tukak lambung, dan sindrom iritasi usus besar (IBS). Penelitian menunjukkan bahwa stres dapat memperburuk gejala GERD dengan menyebabkan relaksasi yang berlebihan pada katup antara kerongkongan dan lambung. Ini memfasilitasi refluks asam yang menyebabkan rasa terbakar di dada.

Ketiga, Peran Emosi dalam Kesehatan Lambung. Emosi negatif, seperti kecemasan dan marah, dapat meningkatkan produksi asam lambung. Asam yang berlebih dalam lambung bisa merusak lapisan pelindung lambung, menyebabkan tukak lambung atau gangguan pencernaan lainnya. Emosi yang tidak terkendali juga mempengaruhi kualitas tidur, yang pada gilirannya memengaruhi pemulihan sistem pencernaan.

Baca Juga: Manfaat Kopi untuk Kesehatan Tubuh

Keempat, Stres dan Hormon Kortisol. Ketika tubuh mengalami stres, kelenjar adrenal akan memproduksi hormon kortisol. Hormon ini bertanggung jawab untuk meningkatkan kadar gula darah dan tekanan darah sebagai bagian dari respons ‘fight or flight’. Namun, kadar kortisol yang tinggi secara kronis bisa mengganggu keseimbangan asam di lambung dan mengurangi efektivitas lapisan pelindung lambung.

Kelima, Dampak Psikologis pada Fungsi Pencernaan. Penelitian oleh para ahli menunjukkan bahwa pikiran dan perasaan kita dapat memperburuk gejala pada gangguan pencernaan. Stres yang berkelanjutan dapat menyebabkan tubuh kita menanggapi dengan cara yang merugikan, misalnya dengan meningkatkan keasaman lambung atau memperlambat proses pencernaan. Dalam jangka panjang, ini bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan pencernaan kronis.

Keenam, Peran Kecemasan dalam Sakit Lambung. Kecemasan berlebih dapat menyebabkan perasaan ‘tersekat’ di perut, yang sering kali diiringi dengan rasa mual atau nyeri lambung. Studi menunjukkan bahwa orang yang mengalami gangguan kecemasan lebih rentan terhadap gangguan pencernaan karena kecemasan dapat mempengaruhi sistem saraf enterik yang mengontrol pergerakan usus dan produksi enzim pencernaan.

Ketujuh, Marah dan Stres Emosional sebagai Pemicu Tukak LambungBeberapa penelitian juga menunjukkan bahwa emosi yang kuat, seperti kemarahan atau frustrasi, dapat memicu tukak lambung. Kemarahan memengaruhi produksi asam lambung, sementara stres berlebihan dapat memperlambat penyembuhan luka pada lambung, meningkatkan risiko peradangan dan ulserasi.

Baca Juga: Kecemasan Berlebih, Dampak dan Solusinya

Kedelapan, Kaitan Antara Depresi dan Gangguan Pencernaan. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa individu dengan gangguan depresi sering kali mengalami gangguan pencernaan, seperti mual, nyeri lambung, atau sembelit. Depresi dapat memengaruhi pergerakan usus dan mengurangi sekresi enzim pencernaan, yang mengarah pada masalah pencernaan yang lebih kompleks.

Kesembilan, Efek Jangka Panjang Stres pada Kesehatan Lambung. Stres jangka panjang, jika tidak ditangani dengan baik, dapat mengubah sistem pencernaan menjadi lebih rentan terhadap gangguan. Peningkatan kadar asam lambung yang disebabkan oleh stres dapat merusak jaringan lambung dan menyebabkan gangguan pencernaan yang berulang.

Kesepuluh, Mengelola Stres untuk Mencegah Sakit LambungPenting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat. Aktivitas fisik seperti olahraga, meditasi, atau yoga dapat membantu menurunkan stres/">hormon stres dalam tubuh. Ini dapat memperbaiki fungsi pencernaan, meningkatkan kualitas tidur, dan mengurangi peradangan yang terjadi di dalam lambung.

Kesebelas, Pengaruh Pola Tidur pada Kesehatan Pencernaan. Stres dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang, dan tidur yang buruk dapat memperburuk kondisi lambung. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan keasaman lambung, serta memperlambat proses pemulihan lambung dari peradangan atau tukak yang ada. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk mendukung kesehatan pencernaan.

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Selama Beribadah Haji

Keduabelas, Peran Makanan dalam Mengatasi Dampak Stres. Makanan yang kita konsumsi juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan lambung. Makanan yang pedas, berlemak, atau asam dapat memperburuk gejala tukak lambung atau GERD, apalagi jika dipadukan dengan stres. Sebaliknya, konsumsi makanan kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu melindungi lapisan lambung dan memperlancar proses pencernaan.

Ketigabelas, Menghindari Kebiasaan Buruk yang Dapat Memperburuk Stres. Kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol dapat memperburuk dampak stres pada lambung. Kedua kebiasaan ini dapat meningkatkan produksi asam lambung dan merusak dinding lambung, menyebabkan tukak atau peradangan. Oleh karena itu, penting untuk menghindari kebiasaan tersebut, terutama dalam situasi stres.

Keempatbelas, Terapi Relaksasi sebagai Solusi

Terapi relaksasi seperti teknik pernapasan dalam, meditasi, atau visualisasi positif terbukti efektif dalam mengurangi stres. Teknik-teknik ini dapat membantu menenangkan sistem saraf, mengurangi kadar kortisol, dan meningkatkan keseimbangan dalam tubuh, termasuk sistem pencernaan.

Baca Juga: Wamenkes: 36.000 Kasus Baru Kanker Serviks per Tahun di Indonesia

Kesimpulannya, kesehatan lambung tidak hanya dipengaruhi oleh makanan yang kita konsumsi, tetapi juga oleh kondisi psikologis kita. Stres dan perasaan negatif memiliki dampak besar pada fungsi pencernaan, dan stres/">pengelolaan stres yang efektif sangat penting untuk menjaga kesehatan lambung. Dengan cara-cara sederhana, seperti meditasi, olahraga, dan pola makan sehat, kita dapat melindungi lambung kita dari gangguan pencernaan yang disebabkan oleh stres dan emosi negatif.

Menyadari bahwa hati yang tenang dan pikiran yang positif adalah kunci kesehatan fisik, termasuk kesehatan lambung, adalah langkah pertama dalam mencegah dan mengatasi masalah pencernaan.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kesehatan Mental dalam Dunia Kerja, Cara Menghindari Stres Berlebihan

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
MINA Health
MINA Health
MINA Health
Khadijah
Khadijah