Sidney, 12 Jumadil Awwal 1436/3 Maret 2015 (MINA) – Sebuah studi nasional selama satu dekade menemukan hampir 50 persen warga Australia mengidentifikasi diri mereka sebagai anti-Muslim.
Para peneliti dari universitas di seluruh negeri mensurvei ribuan orang tentang sikap mereka terhadap budaya yang berbeda dan apakah mereka pernah mengalami rasisme.
Para peneliti menemukan sekitar satu dari 10 warga Australia mengidentifikasi diri mereka sebagai anti terhadap budaya lain, demikian Muslim Village melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Sekitar seperempat dari mereka yang disurvei mengatakan, mereka memiliki sikap anti-Asia, namun sedikit lebih besar yang tidak senang terhadap suku Aborigin.
Baca Juga: MAPIM Kecam Mobilisasi Tentara Cadangan Israel di Gaza, Desak Aksi Segera PBB dan OKI
Sedangkan anti-Muslim lebih tinggi, hingga mencapai 48,6 persen.
Peneliti utama, Profesor Kevin Dunn dari Universitas Western Sydney mengatakan pidato politik baru-baru ini tidak membantu.
“Jika Anda terus berbicara tentang kelompok sebagai masalah, apakah itu pencari suaka atau Muslim, yang akan dilemparkan dalam benak publik,” katanya.
New South Wales adalah negara yang paling toleran terhadap umat Islam, dengan lebih dari 54 persen dari penduduk yang mengekspresikan prasangka buruk.
Baca Juga: Enam Orang Tewas Terinjak-injak dalam Insiden di Perayaan Lairai Zatra di India
Presiden Dewan Mahasiswa Internasional, Robert Atcheson mengatakan, survei adalah pukulan bagi reputasi yang sudah rusak di Australia.
“Jika Anda seorang siswa internasional yang datang ke Australia, atau Kanada atau Inggris atau Amerika Serikat, yang pasti bisa mempengaruhi keputusan mereka untuk pergi ke tempat lain,” katanya. (T/P006/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Singapura Gelar Pemilu ke-14 Hari Ini