StuNed, Ajak Pelajar dan Profesional Muda Raih Mimpi ke Belanda

Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker, menyerahkan beasiswa secara simbolis kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI pada Agustus 2013. (Foto: Nuffic Nesa Indonesia)
Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker, menyerahkan beasiswa secara simbolis kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI pada Agustus 2013. (Foto: Nuffic Nesa Indonesia)

Bandung, 23 Rabi’ul Akhir 1437/3 Februari 2016 (MINA) – Program Studeren in Netherland () kembali mengumumkan pemberian beasiswa bagi pelajar yang ingin melanjutkan studinya di negeri Kincir Angin ini.

Stuned yang berada di bawah naungan yayasan Nuffic Neso Indonesia mengadakan presentasi mengenai informasi beasiswa di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa waktu lalu.

“Berkuliah di luar negeri merupakan investasi besar bagi kehidupan,” ungkap Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker saat presentasi. Demikian laman resmi ITB memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Menurut Mervin, berkuliah di luar negeri akan mengembangkan diri secara individu dan kelak berkontribusi bagi negara. Berbagai manfaat bisa didapatkan, seperti kualitas yang lebih baik, iklim belajar dan jaringan internasional, serta baik untuk pengembangan karir di masa mendatang.

Salah satu pilihannya adalah berkuliah di Belanda. Belanda merupakan salah satu negara terinovatif yang membuat solusi bagi permasalahan sehari-hari maupun yang lebih kompleks.

Tiga belas universitas di Belanda termasuk ke dalam ranking 200 universitas terbaik di dunia serta banyak universitas di Belanda yang menyediakan program dan kelas dalam bahasa Inggris.

Melalui StuNed, pelajar dan profesional muda Indonesia bisa berkuliah di Belanda dengan bantuan dari pemerintah Belanda. Beasiswa yang diberikan meliputi biaya kuliah, biaya hidup, biaya penelitian, paket asuransi, biaya perjalanan internasional dan lokal, biaya pembelian buku dan biaya pengurusan visa.

Untuk meraih beasiswa tersebut, harus memenuhi persyaratan umum, yaitu berwarga negara Indonesia, memperoleh unconditional letter of admission (LoA) dari salah satu institusi pendidikan tingggi di Belanda, pendidikan minimal S1/D4, minimal IPK untuk master 3,00 dan short course 2,75, seta nilai IELTS minimal 6 atau TOEFL IBT 80 untuk master course.

Beasiswa ini memiliki potensi untuk meningkatkan kapasitas di bidang-bidang kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dan Belanda. Prioritas tersebut yaitu di bidang perdagangan internasional, keuangan dan ekonomi, transportasi, logistic dan infrastruktur, keamanan dan penegakan hukum, air, pangan dan holtikultura, serta manajemen kesehatan.

Pendaftaran beasiswa StuNed program master telah dibuka dan akan ditutup pada 1 April 2016. Sedangkan program Short Course di tanggal 1 Oktober. StuNed juga mengundang pihak-pihak  terkait untuk bersama-sama berinvestasi di program ini dalam bentuk co-funding.

Informasi lanjut tentang StuNed dan program studi di Belanda dapat diperoleh melalui www.nesoindonesia.or.id/stuned. Selain itu, konseling secara cuma-cuma juga dapat dilakukan oleh calon mahasiswa Indonesia dengan menghubungi staf Nuffic Neso Indonesia.

Terdapat 1.172 pilihan program internasiona kuliah pascasarjana di Belanda. Mervin menyarankan untuk melakukan langkah dengan mengumpulkan informasi terkait institusi pendidikan yang dituju di Belanda 6-12 bulan sebelum perkuliahan dimulai. Kemudian memenuhi dokumen persyaratan hingga menerima LoA pada 4-6 bulan sebelum kuliah dimulai.

“Berkuliah di luar negeri tidak hanya penting untuk mengembangkan diri, tapi juga untuk melihat hal dari berbagai sudut pandang serta akan bermanfaat bagi Indonesia di masa mendatang,” ujar Marvin. (T/P006/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)