![Ilustrasi](http://mirajnews.com/id/wp-content/uploads/sites/3/2015/02/th-300x300.jpg)
Ilustrasi
Tasikmalaya, 24 Rabiul Akhir 1436/15 Februari 2015 (MINA) – Suami merupakan pilar utama dalam menentukan masa depan generasi keluarganya, oleh karenanya kesadaran suami akan posisi penting itu yang harus disadari semua laki-laki.
Menurut insinyur Yuman Pratama M. Sc, peran suami sebagai pemimpin dan penentu (qawwamah) memiliki dua kelebihan. Pertama, secara fitrah Allah melebihkan dia dibanding perempuan yang dipimpinnya. Sementara kedua, secara kemampuan suami dibebankan mencari nafkah untuk keluarganya, sehingga menuntutnya menjadi kepala keluarga.
“Oleh karenanya, suami adalah pilar dalam sebuah keluarga, ini yang harus disadari,” kata Yuman dalam tabligh akbar yang diselenggarakan di Singaparna, Tasikmalaya, Ahad.
Menurut master lulusan ITB Bandung itu, qawwamah juga memiliki beberapa makna, di mana pertama suami adalah pelindung sehingga dia dituntut menjadi pilar keluarga.
Baca Juga: Munas Alim Ulama NU Tetapkan Laut Tidak Boleh Dimiliki
Dalam Tabligh Akbar yang dihadiri ratusan orang itu, Yuman menjelaskan arti lainnya dari seorang qawwamah adalah wali bagi keluarga, maksudnya suami adalah pengasuh dan penjaga anak istrinya.
Selanjutnya, qawwamah berarti penengah, di mana suami dituntut menjadi penyeimbang saat memimpin banyak kehidupan di dalam keluarga besarnya.
“Jika suami tidak memenuhi diri sebagai pilar itu, maka keluarga akan roboh, jadi yang harus dimiliki adalah ilmu untuk mengendalikan itu semua,” tegasnya.
Yuman mencontohkan perkataan Ibnul Qayyim yang mengatakan bahwa suami tidak hanya pemimpin, tapi juga pembesar, hakim dan pendidik.
Baca Juga: [Bedah Berita MINA] Trump Ingin Ambil Alih Gaza, Bagaimana Reaksi Dunia
Selain suami, peran istri juga diperlukan dalam menunjang keluarga generasi sukses. “Peran orang tua dalam mendidik anak sudah dicontohkan oleh Rasulullah,” kata Yuman.
Menurutnya pola yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah mendahulukan pendidikan dari sisi pendengaran sebelum penglihatan, pendidikan hati sebelum akal, dan pendidikan menghapal sebelum menganalisa.
“Pola ini yang tidak boleh tertukar,” katanya.
Yuman menyimpulkan bukti kesuksesan orang tua itu dapat dilihat dari dua sisi, diteladani dan dikagumi.(L/P004/R04)
Baca Juga: Puting Beliung Terjang Bekasi Utara, 65 Rumah Rusak
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)