Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SUAMI DITUNTUT SADARI POSISINYA DALAM KELUARGA

Rudi Hendrik - Ahad, 15 Februari 2015 - 21:34 WIB

Ahad, 15 Februari 2015 - 21:34 WIB

778 Views

Ilustrasi
Ilustrasi

Ilustrasi

Tasikmalaya, 24 Rabiul Akhir 1436/15 Februari 2015 (MINA) – Suami merupakan pilar utama dalam menentukan masa depan generasi keluarganya, oleh karenanya kesadaran suami akan posisi penting itu yang harus disadari semua laki-laki.

Menurut insinyur Yuman Pratama M. Sc, peran suami sebagai pemimpin dan penentu (qawwamah) memiliki dua kelebihan. Pertama, secara fitrah Allah melebihkan dia dibanding perempuan yang dipimpinnya. Sementara kedua, secara kemampuan suami dibebankan mencari nafkah untuk keluarganya, sehingga menuntutnya menjadi kepala keluarga.

“Oleh karenanya, suami adalah pilar dalam sebuah keluarga, ini yang harus disadari,” kata Yuman dalam tabligh akbar yang diselenggarakan di Singaparna, Tasikmalaya, Ahad.

Menurut master lulusan ITB Bandung itu, qawwamah juga memiliki beberapa makna, di mana pertama suami adalah pelindung sehingga dia dituntut menjadi pilar keluarga.

Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online

Dalam Tabligh Akbar yang dihadiri ratusan orang itu, Yuman menjelaskan arti lainnya dari seorang qawwamah adalah wali bagi keluarga, maksudnya suami adalah pengasuh dan penjaga anak istrinya.

Selanjutnya, qawwamah berarti penengah, di mana suami dituntut menjadi penyeimbang saat memimpin banyak kehidupan di dalam keluarga besarnya.

“Jika suami tidak memenuhi diri sebagai pilar itu, maka keluarga akan roboh, jadi yang harus dimiliki adalah ilmu untuk mengendalikan itu semua,” tegasnya.

Yuman mencontohkan perkataan Ibnul Qayyim yang mengatakan bahwa suami tidak hanya pemimpin, tapi juga pembesar, hakim dan pendidik.

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Selain suami, peran istri juga diperlukan dalam menunjang keluarga generasi sukses. “Peran orang tua dalam mendidik anak sudah dicontohkan oleh Rasulullah,” kata Yuman.

Menurutnya pola yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah mendahulukan pendidikan dari sisi pendengaran sebelum penglihatan, pendidikan hati sebelum akal, dan pendidikan menghapal sebelum menganalisa.

“Pola ini yang tidak boleh tertukar,” katanya.

Yuman menyimpulkan bukti kesuksesan orang tua itu dapat dilihat dari dua sisi, diteladani dan dikagumi.(L/P004/R04)

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Indonesia
Indonesia
Indonesia