Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suami Saleh, Pilar Ketahanan Keluarga Islami

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - Kamis, 26 Desember 2024 - 08:49 WIB

Kamis, 26 Desember 2024 - 08:49 WIB

41 Views

Suami sholeh (foto: ig)

KETAHANAN keluarga merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga keharmonisan dan kesejahteraan umat Islam. Dalam Islam, suami memiliki peran sentral sebagai pemimpin keluarga yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan, perlindungan, dan kesejahteraan bagi istri dan anak-anaknya.

Konsep ini termaktub dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Artikel ini akan menguraikan pentingnya suami saleh sebagai pilar ketahanan keluarga Islami, dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits yang relevan.

Suami saleh adalah seorang lelaki yang memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan syariat Islam. Ia adalah individu yang beriman kepada Allah, menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, serta senantiasa meneladani akhlak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Allah Ta’ala berfirman,

وَلِلِّرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

“Dan para lelaki memiliki kelebihan satu derajat atas mereka (para wanita).” (Qs. Al-Baqarah: 228)

Baca Juga: Gencatan Senjata Palestina-Israel dalam Tinjauan Geopolitik dan Ekonomi Dunia

Ayat ini menunjukkan bahwa lelaki memiliki tanggung jawab lebih besar dalam keluarga, termasuk memimpin, melindungi, dan mengayomi keluarganya. Berikut ini adalah beberapa karkater suami sholeh.

Karakter Suami Saleh

Pertama, Taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seorang suami sholeh adalah hamba Allah yang taat. Ia senantiasa melaksanakan shalat, membaca Al-Qur’an, berpuasa, dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah dalam setiap aspek kehidupannya. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا أَطِيْعُوا اللهَ وَأَطِيْعُوا الرَّسُولَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya).” (Qs. An-Nisa’: 59)

Baca Juga: Hijab Simbol Kemerdekaan Muslimah

Taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah dasar yang mengokohkan ketakwaan suami, sehingga ia mampu memimpin keluarganya dengan bijaksana.

Kedua, Menjadi Qawwam (Pemimpin) dalam Keluarga. Allah Ta’ala telah menetapkan lelaki sebagai qawwam (pemimpin) dalam keluarga. Hal ini termaktub dalam firman-Nya,

الْرِّجَالُ قَوَامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

“Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Qs. An-Nisa’: 34)

Sebagai qawwam, suami bertugas untuk memberikan arahan, mengambil keputusan, dan memastikan keluarganya berjalan di atas jalan yang diridhai Allah.

Baca Juga: Jurnalis atau Penyebar Dusta? Fikih Jurnalistik Menjawab Tantangan Berita Hoaks

Ketiga, Memenuhi Kebutuhan Istri dan Anak-anak. Salah satu tanggung jawab utama suami adalah menafkahi keluarganya. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

كَفَى بِالمْرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوْتُ

“Cukuplah seseorang dianggap berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Dawud)

Dengan memenuhi kebutuhan materi dan spiritual keluarga, suami menunjukkan tanggung jawabnya sebagai pemimpin.

Keempat, Berlaku Adil dan Penuh Kasih Sayang. Suami saleh senantiasa berlaku adil dalam memperlakukan anggota keluarganya. Allah Ta’ala berfirman,

Baca Juga: 10 Cara Ampuh Membuat Hubungan Suami Istri Makin Harmonis

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالِإِحْسَانِ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.” (Qs. An-Nahl: 90)

Kasih sayang juga menjadi kunci dalam membangun hubungan harmonis. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku.” (HR. Tirmidzi)

Kelima, Menjadi Teladan dalam Akhlak dan Ibadah. Seorang suami sholeh tidak hanya menuntut keluarganya untuk berbuat baik, tetapi juga memberikan teladan melalui akhlak dan ibadahnya. Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (Qs. Al-Ahzab: 21)

Baca Juga: 10 Ciri Pemimpin yang Buruk

Tantangan dan Solusi dalam Menjadi Suami Saleh

Menjadi suami sholeh bukanlah hal yang mudah, terutama di era modern yang penuh dengan tantangan moral dan spiritual. Beberapa tantangan yang sering dihadapi antara lain seperti: godaan duniawi, seperti pekerjaan yang menyita waktu dan perhatian, krisis spiritual, seperti kurangnya waktu untuk mendalami ilmu agama, masalah komunikasi, yang dapat menyebabkan konflik dalam keluarga.

Solusi untuk mengatasi tantangan di atas antara lain seorang suami harus menuntut ilmu agama secara terus-menerus, berusaha sekuat mungkin untuk membagi waktu secara efektif antara pekerjaan dan keluarga, meningkatkan komunikasi yang baik dengan istri dan anak-anak serta berkomitmen untuk memperbanyak doa kepada Allah agar diberi kekuatan dan kesabaran.

Suami saleh adalah pilar utama dalam ketahanan keluarga Islami. Dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah, serta menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang, seorang suami dapat membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk hamba-Nya yang saleh dan pemimpin keluarga yang diridhai-Nya. []

Baca Juga: Menjadi Da’i Beradab: Membangun Dakwah yang Berkah

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom