Oleh Bahron Ansori, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Berikut ini adalah sebuah kisah tentang seorang suami yang tamak akan kenikmatan dunia yang serba menipu. Semoga bisa dipetik ibroh berharga dari kisah ini.
Di suatu daerah, hiduplah seorang suami dan istrinya.Suatu hari, seorang suami itu bertanya kepada seorang Syaikh, katanya, “Ketika aku mengagumi calon istriku, seolah-olah dalam pandanganku Allah Ta’ala tidak menciptakan perempuan yang lebih cantik darinya di seluruh belahan dunia ini.
Ketika aku sudah meminangnya, aku melihat banyak perempuan seperti dia. Ketika aku sudah menikahinya aku pun melihat banyak perempuan yang jauh lebih cantik dari dirinya.
Baca Juga: Kesewenang-wenangan Pendirian Gereja: Fakta, Realita, dan Suara Umat yang Terpinggirkan
Ketika pernikahan kami sudah berlalu beberapa tahun, aku melihat seluruh perempuan lebih manis dan cantik daripada istriku.”
Syaikh itu lalu bertanya, “Apakah kamu mau kuberitahu yang lebih dahsyat dari pada itu dan lebih pahit?”
Laki-laki penanya itu menjawab, “Iya, mau.”
Syaikh berkata, “Sekalipun kamu mengawini seluruh perempuan yang ada di dunia ini, pasti anjing yang berkeliaran di jalanan itu lebih cantik dalam pandanganmu daripada mereka semua.”
Baca Juga: Boikot Zionis Israel, Aksi Damai yang Mematikan
Laki-laki penanya itu tersenyum kecut, lalu dengan penasaran ia bertanya, “Kenapa engkau berkata begitu ya Syaikh?”
Syaikh itu menjawab, “Karena masalahnya bukan terletak pada istrimu. Tapi masalahnya adalah bila manusia diberi hati yang tamak, maka pandangannya yang menyeleweng dan kosong dari rasa malu kepada Allah, tidak akan ada yang bisa memenuhi pandangan matanya kecuali tanah kuburan.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
عَنْ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِى خُطْبَتِهِ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Baca Juga: Pesan Dari Jantung Blokade: Ketika Debu Perang Tak Mampu Redam Keimanan di Gaza
Dari Ibnu ‘Abbas bin Sahl bin Sa’ad, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Ibnu Az Zubair berkata di Makkah di atas mimbar saat khutbah, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha Menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438).“
Jadi, masalah yang kamu hadapi sebenarnya adalah kamu tidak menundukkan pandanganmu dari apa yang diharamkan Allah.
Sekarang, apakah kamu menginginkan sesuatu yang akan mengembalikan kecantikan istrimu seperti pertama kali kamu mengenalnya? Ketika ia menjadi wanita tercantik di dunia ini?”
Laki-laki penanya, “Iya, mau sekali.”
Baca Juga: Selat Hormuz: Urat Nadi Energi Dunia dari Jantung Teluk Persia
Syaikh itu berkata, “Tundukkan pandanganmu!”
Ibroh Kisah
Sungguh betapa indah dialog di atas. Seorang suami dengan polos mengatakan setelah menikah sekian tahun, ternyata wanita-wanita lain jauh lebih cantik dari istrinya. Ia seolah menyesal karena mengapa tidak menikahi saja wanita lain selain istrinya.
Ya, inilah salah satu bentuk ujian seorang suami. Meski ia sudah memiliki istri di rumah yang setiap waktu bersedia melayani segala kebutuhannya, namun si suami masih saja melirik wanita lain untuk dimiliki.
Baca Juga: Seluruh Pemeluk Dienul Islam Adalah Muslim
Kisah di atas memberikan pelajaran berarti bagi para suami agar senantiasa menundukkan pandangannya dari wanita-wanita cantik di luar sana yang bukan muhrimnya. Semakin mengikuti pandangan, maka seolah semakin sempurnalah wanita yang tampak di luar sana.
Akibatnya, tak heran banyak terjadi perselingkuhan dalam kehidupan masyarakat. Sifat tidak qonaah (bersyukur dan menerima apa adanya keadaan istri) adalah sebab terjadinya perselingkuhan selama ini.
Karena itu, Islam menganjurkan bagi seorang suami yang merasa tak cukup dengan satu istri agar melakukan ta’addud (menikah lagi) untuk kedua kalinya jika dirasa sangat khawatir akibat tak bisa membendung syahwatnya kepada wanita lain.
Bicara ta’addud, bukan sekedar modal keberanian apalagi nekad. Sebab bicara ta’addud artinya bicara tentang dua buah keluarga besar yang harus dipersatukan dan diharmoniskan serta disejahterakan kehidupannya sebagai tanggung jawab seorang suami.
Baca Juga: Ukhuwah Islamiyah dan Pembebasan Al-Aqsha
Ta’addud bukan sekedar bisa menikahi wanita untuk menjadikannya yang kedua. Tapi soal ta’addud yang harus diperhatikan oleh seorang suami adalah sejauhmana ia mampu mengaplikasikan rasa keadilan dalam biduk rumah tangganya.
Tak bijak bahkan zalim jika dengan menikah lagi seorang suami justeru menzalimi perasaan istri pertamanya. Menjadi zalim jika ia lebih condong kepada salah satu istrinya sementara menelantarkan istrinya yang lain.
Penulis bukanlah lelaki yang anti ta’addud. Tapi paling tidak jika ta’addud itu harus dilakukan, maka hendaknya seorang suami berfikirlah secara matang dengan menimbang sejauh mana manfaat dan mudharatnya. Jika merasa haqqul yakin dengan menikah lagi itu justeru akan mengundang surga dan datangnya rahmat Allah dalam biduk rumah tangga tersebut, maka menikahlah.
Tapi sebaliknya, jika merasa yakin dengan menikah untuk kedua kalinya itu justeru akan mendatangkan ‘neraka’ dan murka Allah dalam rumah tangga tersebut, maka bersabarlah dan benahi diri untuk menjadi seorang lelaki (suami) yang tidak sekedar shalih tapi juga berilmu, berakhlak mulia serta berharta cukup.
Baca Juga: Dari Bandung Menuju Al-Aqsa: Tadabbur Qs. Al Anfal Ayat 45-56 dan Spirit Perjuangan
Sejatinya, agar seorang suami tidak tamak dan qonaah menerima apa dan bagaimana pun kondisi isterinya yang telah halal baginya, maka tundukkanlah pandangan kepada wanita non muhrim karena takut kepada Allah semata. Wallahua’lam.(R02/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kata Situs Formula E tentang Jakarta