Bogor, MINA – Maemuna Center Indonesia Wilayah Markaz 1 baru saja mengadakan acara Tadrib Al-Quds dan Palestina untuk Muslimah yang diselenggarakan di Auditorium Muhyiddin Hamidy Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Pasirangin, Cileungsi, Bogor, Jabar, dan berlangsung secara online juga, pada Sabtu (31/5).
Setelah pelaksanaan acara bertema “Menguatkan Kesadaran Muslimah tentang Al-Quds dan Palestina Melalui Sejarah Dan Media” itu, para peserta menguatkan dukungannya untuk perjuangan Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Salah seorang peserta yang mengikuti secara online, Elis Laela Hidayah, yang merupakan Guru Shuffah Cikampek, Jawa Barat mengatakan, membebaskan Palestina memang tidak mudah.
“Tapi langkah yang dianggap kecil yang kita lakukan sebagai Muslimat, jika dilakukan istiqamah maka akan jadi langkah besar yang dapat membuat Zionis Yahudi Israel ketar-ketir,” ujat Elis.
Baca Juga: Bukan Zamannya Lagi Muslimat Cengeng: Saatnya Tegar, Cerdas, dan Berilmu
Meilina, aktivis Maenuna Center Indonesia Biro Jabodetabek menyatakan keyakinannya, setelah mengikuti kajian tersebut.
Ia mengatakan, “Janji Allah pasti Al-Aqsa akan bebas, maka untuk meraih janji Allah itu harus ditempuh dengan perjuangan, bukan dengan diam dan berpangku tangan.Dengan Doa, donasi, aksi, edukasi, dan persatuan kaum muslimin”.
Tanggapan peserta lain menyatakan rasa syukurnya dan bangga dengan saudara saudara di Palestine.
“Tetap kuat dan sabar karena kemenangan semakin dekat dengan kalian semua, free Palestine,” ujar Alia Sudirman, peserta zoom dari Sumatera Selatan.
Baca Juga: Tadrib Al-Quds dan Palestina untuk Muslimah, AWG: Zionis Tak Berhak Atas Tanah Palestina
Eka Dewi Nofita dari Bogor mengatakan, dirinya banyak mengambil hikmah dari kehidupan perempuan Gaza.
Menurutnya, perempuan Gaza adalah cerminan kekuatan ruhani yang tak tergoyahkan. Di tengah kepungan genosida, mereka tetap berdiri tegak bukan hanya untuk bertahan hidup, tetapi untuk menjaga kehormatan tanah para Nabi, tanah yang diberkahi oleh Allah.
“Kita belajar dari mereka bahwa kemenangan sejati bukan hanya terletak pada kekuatan fisik, tetapi pada kekuatan hati yang terikat erat dengan Al-Quran. Mereka mengajarkan bahwa kedekatan kepada Allah adalah benteng yang sesungguhnya yang menjadikan jiwa tetap tenang di tengah guncangan, dan hati tetap teguh meski dunia seakan runtuh,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Perempuan Gaza tidak menyerah. Mereka tetap mendidik anak-anak mereka, menyemangati para pejuang, bahkan menjadi barisan terdepan dalam doa dan pengorbanan. Dalam duka, mereka tetap tegar. Dalam luka, mereka tetap bersyukur.”
Baca Juga: DPP Perempuan ICMI Desak Pemerintah Percepat Pemulihan Komnas Lansia
“Mereka adalah pelita di tengah gelap, yang menunjukkan kepada kita arti sabar, ikhlas, dan perjuangan sejati. Dari mereka, kita belajar bahwa kemuliaan hidup adalah ketika ruhani kita menang, ketika iman kita tak tergadaikan oleh apapun,” imbuhnya.
Bukan Pilihan tapi Kewajiban
Istiqomah AM, aktivis Maemuna Center Indonesia Wilayah Markaz 1, mengomentari adanya pelatihan tentang Al-Quds dan Palestina, dengan mengatakan, “Pelatihan ini bukan sekadar membuka mata, tapi juga membangunkan hati. Dari setiap kisah sejarah yang disampaikan, hingga setiap tayangan media yang diperlihatkan, aku merasa seolah berada di antara saudara-saudara kita di Al-Quds, merasakan luka mereka, harapan mereka, dan keteguhan mereka.”
“Al-Quds bukan hanya kota suci, ia adalah cermin identitas kita sebagai Muslimah. Di balik reruntuhan dan berita duka, ada cahaya perjuangan yang tak pernah padam. Pelatihan ini menyadarkan aku bahwa menjadi peduli bukan pilihan, tapi kewajiban,” lanjutnya.
Baca Juga: Jadi Muslimah yang Tidak Kuper
“Semoga langkah kecil ini menjadi awal dari perjuangan yang lebih nyata, dalam doa, edukasi, dan aksi. Hingga Palestina benar-benar merdeka, suara kita takkan pernah padam. Free Palestine,” serunya.
Senada dengan itu, Aini Fadhilah, MaeCI Biro Markas 1 mengatakan, “Membangun kesadaran Muslimah dengan Sejarah dan Media merupakan salah satu bentuk Dukungan kita dalam mendukung kebebasan Palestina. Free Palestina. Bangun Muslimah, Bangun Al-Quds dan Palestina,” ujarnya.
“Kami akan selalu bersamamu, saudaraku di Gaza dan Palestina. Meski usahaku begitu kecil, semoga tetap menguatkanmu. Always doa, donasi, literasi, aksi pembelaan, berjamaah tangguhkan generasi penerus. Allahu Akbar,” komentar Ety Wahyuni, Biro MaeCI Semarang.
Dewi Yuliani menambahkan, “Terimakasih Palestina yang tetap berdiri teguh menjaga Al-Aqsa mewakili kami semua Muslim di seluruh dunia. Maafkan kami belum maksimal dalam memperjuangkan kemerdekaan kalian. Bendera kalian memang tak bisa berkibar di sana, namun percayalah ia berkibar di seluruh dunia. Merdekalah Palestina, damailah seluruh dunia. Al-Aqsa Haqquna Allahu Akbar,” tegasnya.
Baca Juga: Bangkitlah Muslimah, Allah Selalu Ada untukmu
Tarbiyatul Fitri, dari Oku Timur, Sumsel, meneriakkan, “Stop genosida, buka blokade, terus kirim bantuan. Gaungkan kemerdekaan Palestina kapanpun, di manapun. Jika bukan kita, siapa lagi.”
Dengan bahasa lebih global, Lutfia Rahmi, delegasi Mae-CI Biro Markas 1, mengatakan, “Gaza is getting worse. It even the worst condition ever in 600 days of genocide. People is getting die every single day. People is getting hurt physically and emotionally every single day.”
Tanggapan diakhiri dengan harapan dari Ketua Mae-CI, Onny Firyanti Hamidi yang menyatakan, “Perempuan dan anak-anak masih jadi korban terbanyak di Gaza. Untuk itu, segera gencatan senjata, segera bersatu umat Muslim di dunia, hancurkan zionis laknatullah.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ketika Muslimah Bersandar pada Allah