Suasana Jumat Ketiga Ramadhan di Masjidil Aqsa

Al-Quds, MINA – Jumat ketiga bulan Ramadan di biasanya mulai mencapai puncak jumlah jamaah. Tak kurang dari 40 ribu jamaah shalat tarawih di seluruh kompleks Al-Aqsa pada Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Jamaah berbondong-bondong untuk shalat Jumat pada siangnya, dan tarawih pada malamnya untuk meraih Lailatul Qadar di masjid penuh berkah itu.

Namun tahun ini kondisinya berbeda. Bukan karena menurunnya keinginan. Namun cobaan wabah Covid-19 telah membuat penguncian tempat ibadah di Palestina. Otoritas Palestina atas rekomendasi Kementerian Kesehatan dan Ulama setempat, menutup Masjidil Aqsa untuk jamaah.

Maka, pada shalat Jumat, 8 Mei kali ini pun jamaah dibatasi sekitar 80 orang di dalam masjid. Pekan-pekan awal masa penguncian, shalat di halaman masjid. Itupun terbatas pada para imam masjid, pengurus, penjaga dan petugas harian. Seperti dilaporkan al-Hayat, Sabtu (9/5).

Sementara penduduk sekitar yang berdekatan dengan Al-Aqsa, dengan kesetiaan dan kecintaannya, mereka terpaksa ikut melakukan shalat Jumat berjamaah di depan gerbang masuk masjid.

Warga lingkungan Kota Tua Yerusalem pun terpaksa melakukan shalat Dzuhur di dalam rumah mereka masing-masing, untuk ketujuh kalinya berturut-turut selama masa pencegahan virus Corona.

Khatib Jumat Syaikh Yusuf Abu Sneina, dalam khutbahnya dari mimbar Salahuddin al-Ayyubi menenangkan, “Kondisi saat ini memang terasa sulit dan menyedihkan. Namun kita  yakin kepada Allah bahwa Allah akan segera menyelamatkan kita semua dari wabah ini.”

“Masjid-masjid masih ditutup, ini menyedihkan. Kita semua tahu bahwa hati kita sangat ingin beribadah, shalat, berdoa, dan bersujud di Masjidil Al-Aqsa yang penuh berkah ini. Namun kita harus bersabar utuk beberapa waktu.”

Dalam suasana penguncian seperti itu di Palestina, Syaikh Abu Sneina mendesak pendudukan Israel untuk segera membebasan para tahanan warga Palestina di penjara-penjara Israel.

Syekh menuntut agar otoritas yang bertanggung jawab dan kompeten bekerja keras untuk membebaskan para tahanan, khususnya kaum perempuan.

Dalam suasana pandemi, ia juga mengecam pasukan Israel dan pemukim Yahudi yang memanfatkan situasi dengan mengadakan ritual di kompleks Masjid Ibrahimi.

“Masjid Ibrahimi adalah hak mutlak umat Islam,” tegasnya.

Pasar Sepi

Sementara itu, kondisi di beberapa jalan utama Kota Tua Yerusalem, polisi pendudukan memberlakukan penjagaan ketat sejak pagi hari dengan menempelkan penghalang besi di setip jalan yang menuju pintu Masjidil Aqsa.

Polisi pendudukan juga memberhentikan semua bus yang membawa warga dari lingkungan penghuninya ke pusat kota Yerusalem, dan memutarbalik kea rah semula.

Roda pergerakan komersial di pasar-pasar tradisional warga Yerusalem, benar-benar lumpuh total. Karena biasanya pasar ramai dengan kerumunan warga untuk melakukan shalat di Masjidil Aqsa selama Ramadhan atau sepulang sahalat. Kerumunan warga semakin meningkat pada hari Jumat, terlebih pada bulan suci Ramadhan.

Tetapi suasana keramaian memeriahkan jalan-jalan di antra kedai dan toko itu, kini tidak ada lagi dengan adanya pembatasan pandemi virus Corona (Covid 19). (A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)