Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah Pantaskah Saya Disebut Muslimah?

Admin - Ahad, 31 Januari 2016 - 22:50 WIB

Ahad, 31 Januari 2016 - 22:50 WIB

521 Views ㅤ

muslimah-akhwat-berdoa-300x150.jpg" alt="muslimah-akhwat-berdoa" width="500" height="250" />Oleh : Miftahul Jannah, Mahasiswi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Fatah (STAI Al-Fatah) Cileungsi, Bogor, Jabar

Satu pertanyaan yang wajib ditanamkan di setiap hati kita para muslimah ialah, “Sudah pantaskah saya disebut muslimah? Apa yang sudah saya berikan untuk islam?.”

Karena dari pertanyaan inilah insya-Allah akan mendorong kita kaum Muslimah untuk terus maju dan menjaga diri dari kelalaian-kelalaian yang menjauhkan  diri dari label seorang muslimah. Bukan hanya sekedar KTP atau Akta Nikah saja yang berlabel muslim, tapi harus terealisasi dengan langkah-langkah nyata, yang saling bersinergi antar diri dengan Islam yang murni dan suci.

Berikut beberapa tips yang insya-Allah bisa menjadikan kaum Muslimah menjadi seorang muslimah sejati :

Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta

  1. Bersikap Terbuka dan Lapang Dada

Maksudnya terbuka terhadap setiap perubahan yang terjadi terutama dalam hal penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Allah menyebutkan di dalam ayat,

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي, وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي

Artinya: “Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku….” (QS At-Taha [20]: 25-26).

Setiap perubahan baru harus dihadapi dengan lapang dada,  sikap optimis, dan dijadikan sebagai tantangan untuk maju ke depan. Mempunyai keinginan mempelajari sains modern, mengenali warisan intelektual sendiri sehinga seorang muslim tidak dikenal dengan istilah gaptek (gagap teknologi).

Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa

  1. Tidak terpengaruh terhadap perbedaan pendapat

Allah menyebutkan di dalam ayat:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Artinya: “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Hud [11]: 112)

Sesuai dengan firman Allah di atas, kita harus yakin dengan argumen kita, atau istiqamah, dan tidak terpengaruh dengan pendapat orang lain, tapi kita tetap harus menghargai pendapat orang lain.

Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini

  1. Memerankan agama bukan untuk diri sendiri

Muslimah sejati tedak hanya mengerjakan shalat lima waktu dan menjaga hijab saja, tapi juga aktif dalam bidang sosial. Melakukan ibadah berupa santunan kepada fakir miskin, sedekah bagi anak-anak yatim, dan aktivitas sosial yang lain.

Allah menyatakan di dalam ayat:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS At-Taubah [9]: 71).

Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina

  1. Mampu berlaku adil

Firman Allah :

وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Artinya: “Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.” (QS Al-An’am [6]: 152).

Maksudnya adalah mampu mendamaikan orang-orang bersengketa dalam setiap persengketaan. Kita sebagai muslimah sejati, jika di hadapan kita terdapat suatu perkara, tentunya kita tidak boleh diam saja hanya menontonnya. Cobalah bertindak sebagai orang yang bisa berbuat adil di antara kedua pihak walaupun salah satu di antara keduanya adalah kerabat kita. Kita bukan berniat untuk mencari muka, tapi mencari pahala.

Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas

Di dalam sebuah hadits disebutkan yang artinya, “Barangsiapa yang menyelesaikan kesulitan mu’min lainnya, maka Allah akan memudahkan kesulitannya di hari kiamat”. (HR Muslim).

  1. Tidak berhenti mempelajari ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan terus berkembang jadi, sebagai Muslimah yang mendidik anak-anak di rumah wajib mempelajarinya dan terus menggali ilmu yang akan terjadi di masa depan.

Di dalam sebuah ayat disebutkan:

ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh

Artinya: “Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Mujadalah : 11)

Diperkuat juga dengan hadits yang artinya, “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi Muslim laki-laki maupun Muslim perempuan.” (HR Ibnu Abdil Barr).

  1. Melakukan penelitian terhadap suatu berita

Di dalam sebuah ayat disebutkan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Baca Juga: Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al-Hujurat [49]: 6).

Di zaman sekarang ini kita harus berhati-hati dengan banyaknya ajaran yang mengaku sebagai ajaran Islam, maka dari itu kita  harus meneliti isu-isu yang berkembang pada zaman sekarang. Lalu mengambil yang sesuai dengan sunnah, dan meninggalkan yang tidak sesuai sunnah atau syubhat.

  1. Memandang dunia sebagai sarana investasi

Berbicara tentang investasi, tidak hanya untuk usaha di dunia saja yang perlu investasi. Tentunya juga tidak melupakan akhirat, seperti firman Allah:

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Baca Juga: Derita Ibu Hamil di Gaza Utara

Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Munafiqun [63]: 11)

Marilah kita menjadi Muslimah sejati yang cerdas, yang menjadikan dunia ini sebagai sarana berinvestasi untuk kehidupan yang lebih hakiki yaitu akhirat.

Meskipun hanya sebagai sarana, kita sebagai Muslimah sejati yang cerdas tentunya  tidak memendang kehidupan dunia dengan sebelah mata. Tapi serius dan bekerja keras untuk meraih posisi kita di akhirat nanti. Karena itu jauh lebih penting dibandingkan dengan posisi yang kita raih di dunia yang hanya sementara ini.

  1. Membangun kekuatan fisik yang kuat

Jangan berpikir bahwa olah raga dan pelatihan militer itu hanya di perbolehkan untuk kaum muslimin saja. Kita sebagai muslimah sejati yang cerdas tentunya pun membutuhkan fisik yang kuat, terutama untuk membela diri dari bahaya. Setidaknya sebagai Muslimah sejati kita tidak boleh lemah.

Baca Juga: Kiat Menjadi Muslimah Penuh Percaya Diri

Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan yang artinya, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR Muslim).

  1. Menghargai sesama Muslim

Kita harus membina dan memperkuat persaudaraan sesama Muslim, juga sesama Muslimah, karena persaudaraan sesama Muslim diibaratkan satu bangunan yang bagian-bagiannya saling menguatkan atau bagaikan suatu badan yang jika anggotanya sakit akan terasa pada bagian lainnya. seperti disebutkan di dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

Akhirnya, sebagai Muslimah yang baik kita tidak boleh merasa yang paling benar. Namun hendaklah kita rendah hati. Kita tetap menjunjung tinggi keyakinan kita dengan tetap istiqamah dengan apa yang kita yakini menurut Al-Quran dan Al-Hadits.

Semoga tips-tips tersebut bisa menjadikan kita pribadi-pribadi Muslimah yang rahmatan lil ‘alamin, hingga benar-benar terwujudlah Islam yang satu, karena kita sejatinya tidak bisa dipecah-belah. Sehingga kta pantas disebut sebagai Muslimah. insya-Allah. (T/Rzk/P4)

Baca Juga: Fitnah Medsos yang Perlu Diwaspadai Muslimah

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Khadijah
Khadijah
Khadijah
Khadijah
Khadijah