Doha, MINA – Hari Rabu (20/12) menandai satu tahun sejak wartawan Al Jazeera Mahmoud Hussein ditahan oleh pihak berwenang Mesir saat pergi berlibur Desember tahun lalu.
Hussein dibawa oleh petugas keamanan Mesir pada tanggal 20 Desember tahun lalu dan dituduh melaporkan berita palsu dengan tujuan menciptakan kekacauan.
Jaringan Media Al Jazeera telah membantah semua tuduhan terhadap Hussein dan menuntut pembebasannya segera tanpa syarat.
Hussein mulai bekerja untuk Al Jazeera di Kairo pada tahun 2010. Pada 2013 etelah Kudeta 3 Juli di Mesir, biro Kairo Al Jazeera ditutup. Ia pun pindah ke kantor pusat di Doha pada 2015.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pada 19 Desember 2016, Hussein pergi ke Kairo untuk berlibur. Pada 20 Desember 2016, Hussein tiba di Kairo. Namun di sana ia dihalangi, diinterogasi dan ditahan oleh pihak berwenang selama 15 jam.
Pada 23 Desember 2016, Hussein dibawa pulang ke rumahnya pada pukul 1.30 dengan tangan diborgol dan dikawal sekitar 30 petugas polisi. Mereka menggeledah seluruh rumahnya.
Ketika polisi tidak dapat menemukan apa pun, mereka menangkap dua saudara laki-lakinya.
Saudara laki-lakinya kemudian dibebaskan tanpa tuduhan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Tanggal 25 Desember 2016, otoritas Mesir mengkonfirmasikan penangkapan Hussein. Dia dituduh “menyebarkan berita palsu dan menerima dana dari otoritas asing untuk mencemarkan nama baik reputasi negara.” (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata