Jakarta, MINA – Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Balitbang Diklat Kemenag) sedang susun penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Betawi. Penerjemahan Al-Qur’an sudah menyelesaikan 15 juz.
Dalam waktu empat bulan ini kita sudah menyelesaikan penerjemahan 15 juz ke dalam Bahasa Betawi,” ucap Kaban Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno saat memberikan arahan pada Pembahasan Penerjemahan Al-Qur’an Bahasa Betawi di Jakarta, Rabu (10/7), demikian keterangan yang diterima MINA.
Suyitno mengatakan, Bahasa Betawi adalah bahasa yang familiar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan bahasa yang tepat dan sesuai sangat penting untuk memastikan tidak terjadi kesalahan saat diterbitkan.
“Selain melibatkan ahli bahasa lokal, penerjemahan Al-Qur’an juga perlu memperhatikan sisi penafsiran. Tidak sekadar menerjemahkan, tetapi harus melibatkan ahli tafsir,” tuturnya.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
Program penerjemahan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkaya khazanah budaya lokal, tetapi juga untuk mengukuhkan nilai-nilai moderasi beragama di tengah masyarakat yang majemuk. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta harmoni sosial yang lebih kuat dan saling menghormati di antara berbagai komunitas yang ada di Indonesia.
Sebagai upaya penguatan Moderasi Beragama (MB), sejak beberapa tahun lalu Balitbang Diklat Kemenag telah melakukan penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa daerah.
“Salah satu indikator penting dalam MB adalah apresiasi terhadap budaya dan kearifan lokal. Orang-orang sering mengatakannya from local to global, dari bahasa daerah kita bawa ke dunia,”
“Ini sekaligus merupakan langkah penting pemerintah dalam melestarikan budaya lokal melalui pendekatan keagamaan,” ucapnya.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
Sebagai informasi, bedasarkan website Wikipedia, Suku Betawi (bahasa Betawi: Orang Betawi) adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang memiliki kekerabatan etnis dengan Melayu, Sunda, dan Jawa. Umumnya, Orang Betawi mendiami wilayah Jakarta dan daerah sekitarnya.
Kemunculan Betawi pertama kali pada abad ke-18 sebagai suatu komunitas dari beberapa etnis yang menetap di Batavia. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?