Khartoum, MINA – Sudan dan Amerika Serikat telah membahas bagaimana Khartoum dapat memajukan perdamaian Arab-Israel, dewan penguasa Sudan mengatakannya sepulang dari Uni Emirat Arab (UEA), Rabu (23/9).
Pembicaraan itu juga mencakup penghapusan Sudan sebagai mantan musuh garis keras Israel dari daftar sponsor terorisme versi AS, demikian TRT World melaporkan.
Dewan mengatakan, pada pertemuan di Abu Dhabi, delegasi Khartoum yang dipimpin oleh Kepala Dewan Kedaulatan Sudan Jenderal Abdel Fattah al Burhan dan para pejabat AS mengadakan pembicaraan tentang bagaimana perdamaian dapat menstabilkan kawasan dan mengamankan solusi dua negara untuk masalah Israel-Palestina.
UEA dan Bahrain telah menormalisasi hubungan dengan Israel bulan ini dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Washington. Mereka negara-negara Arab pertama dalam seperempat abad yang melanggar larangan normalisasi yang sudah lama ada.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Pada bulan Agustus, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengangkat isu menjalin hubungan dengan Israel selama kunjungannya di Sudan.
Namun, Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok mengatakan kepadanya bahwa dia tidak memiliki mandat untuk melakukannya.
Tim Sudan terbang ke UEA pada hari Ahad untuk mengadakan pembicaraan dengan para pejabat AS tentang beberapa masalah, termasuk penghapusan Sudan dari daftar negara sponsor terorisme versi AS.
Sepulang dari UEA, Dewan mengatakan, para pejabat Sudan mengadakan “pembicaraan serius dan jujur” tentang masa depan perdamaian Arab-Israel, yang akan mengarah pada “stabilitas di kawasan itu dan melindungi hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara mereka sesuai dengan visi solusi dua negara.”
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kedua belah pihak juga membahas “peran yang diharapkan dari Sudan dimainkan dalam mencapai perdamaian ini,” katanya, tanpa memberikan rincian apapun.
Dewan tersebut, yang terdiri dari militer dan warga sipil, telah bertanggung jawab atas Sudan sejak penggulingan otokrat Omar al Bashir tahun lalu.
Hubungan dengan Israel adalah masalah sensitif di Sudan, yang merupakan salah satu musuh garis keras Israel di bawah pimpinan Bashir.
Pada Februari, Burhan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Uganda, sebuah pertemuan yang dikutuk oleh pengunjuk rasa Sudan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Setelah itu, pesawat Israel mulai bisa melintasi Sudan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata