Khartoum, 21 Rabi’ul Akhir 1437/20 Januari 2017 (MINA) – Kementerian Sudan dan perwakilan Kedutaan Amerika Serikat (AS) melakukan diskusi stabilitas ekonomi usai dicabutnya sanksi terhadap negeri yang dipimpin oleh Presiden Omar Hasan Ahmad Al-Bashir itu.
Menteri Keuangan dan Perencanaan Ekonomi Sudan Badruddin Mahmud mengatakan pada Kamis (19/1) sore bahwa pemerintah Sudan akan membuat kebijakan iklim investasi baru dengan meninjau kembali kemungkinan terciptanya stabilitas ekonomi yang baik demi menarik para inverstor asing, terutama dari AS yang ingin menanamkan modalnya pada sektor-sektor strategis yang ada di Sudan.
Sebagaimana yang dilaporkan oleh kantor berita nasional Sudan, SUNA, pertemuan tersebut juga membahas kondisi kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Koresponden MINA di Khartoum melaporkan, dibahas pula perluasan kerja sama di sektor keuangan, perbankan, penerbangan, kereta api, serta pariwisata yang ada di Sudan. Termasuk meningkatkan nilai tukar perdagangan antara kedua negara di sektor ekspor dan impor.
Menteri Mahmud juga mengatakan, selain itu, ada kerja sama pula dalam bantuan untuk pengungsi di negara itu yang berjumlah sekitar 4 juta orang.
Semetara itu, dari perwakilan Kedutaan AS untuk Sudan mengatakan bahwa negaranya pun berkeinginan untuk menormalkan hubungan dengan negara itu di semua sektor.
Para perwakilan juga menambahkan bahwa mereka sudah memberikan pernyataan langsung kepada perusahaan-perusahaan AS untuk bisa berinverstasi di Sudan.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Pencabutan embargo ekonomi AS terhadap Sudan telah diumumkan oleh Presiden AS Barack Obama pada pekan lalu. (L/K02/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina