Khartoum, 1 Jumadil Awwal 1437/9 Februari 2016 (MINA) – Sudan menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Persatuan Wanita Muslim, yang diselengarakan selama dua hari dari 8 hingga 9 Februari 2016 bertempat di Friendship Hall, Khartoum.
Dalam sambutannya pada pembukaan konferensi, Selasa, Sekretaris Jendral Persatuan Islam Wanita Muslim Afaf Mohammad mengatakan, konferensi ini bertujuan mengembangkan peranan wanita muslim untuk meningkatkan kapasitasnya agar dapat bersaing dalam isu-isu kontemporer.
Afaf mengatakan, selain itu juga untuk memperkuat posisi perempuan yang saling berpartipasi dalam pembangunan manusia khususnya di bidang wanita.
“Terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi saat ini, baik di bidang perdamaian, mau pun pembangunan lainya,” kata Afaf di Friendship Hall, Khartoum, Selasa (9/2).
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Berdasaran pantauan koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Sudan, sekitar 26 Negara Muslim ikut menghadiri Konferensi Internasional Persatuan Wanita Muslim tersebut.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu mengangkat tema tentang “Isu-isu Kontemporer dan Peradaban Wanita Muslim”. Hadir lebih dari 76 para Ahli di bidang Perempuan yang mewakili Anggota Dewan Pembina dari negara-negara Muslim, termasuk Ibu Prof. Dr. Tuty Alawiyah, MA Dewan Pembina MAAI (Majelis Ilmuan Muslimah Internasional) sebagai delegasi dari Indonesia serta Ketua Umumnya Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, MA.
Hadir juga beberapa duta besar negara sahabat dan diplomat, di antaranya kehadiran Duta Besar Arab Saudi untuk Sudan, Dr. Faisal bin Hamid Mualla. Serta para Alim Ulama’ Sudan.
Awal mula Organiasasi Cendikiawan Perempuan Muslim yang ini didirikan oleh The Internasional Muslim Women Union (IMWU), bertempat di Khartoum, Republik Negara Sudan pada 20 November 1997. IMWU sendiri adalah lembaga non pemerintah yang memiliki sifat konsultatif dengan Dewan Ekonomi Sosial PBB (ECOSOC).
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Sedangkan untuk Perwakilan cabang di Indonesia pertama kali didirikan oleh Prof. Dr. Nabilah Lubis, yang juga seorang pendiri MAAI Internasional mengatakan bahwa MAAI cabang Indonesia berdiri pada April tahun 2000 saat kongres IMWU ke-2 di Beirut. Di kongres IMWU ini, kepengurusan MAAI pusat dipimpin oleh Maroko setelah beberapa kali pergantian penggurus.(L/K06/P010/R05)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20