Khartoum, MINA – Serangan udara kembali mengguncang Khartoum, ibu kota Sudan, pada Senin (8/5), di saat pembicaraan gencatan senjata terbaru di Jeddah tidak menghasilkan kemajuan, di mana seorang diplomat Arab Saudi mengatakan, kedua belah pihak menganggap diri mereka “mampu memenangkan pertempuran”.
Sudan dilanda kekacauan mematikan ketika pertempuran pecah pada 15 April antara pasukan panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya yang menjadi saingannya Mohamed Hamdan Daglo, yang mengepalai Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter.
Sejak itu, pertempuran telah menewaskan ratusan orang, melukai ribuan orang, dan membuat jutaan orang terkurung di dalam rumah mereka di tengah kekurangan air, makanan, dan persediaan pokok.
Dikutip dari The New Arab pada Selasa, para jenderal yang berseteru telah mengirim perwakilan ke Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan tentang pembentukan gencatan senjata kemanusiaan, dalam upaya yang juga didukung oleh Amerika Serikat, tetapi sejauh ini tidak berhasil.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Pada Senin lalu, pembicaraan itu tidak menghasilkan “kemajuan besar”, kata seorang diplomat Saudi yang berbicara tanpa menyebut nama.
“Gencatan senjata permanen tidak ada di atas meja. Setiap pihak yakin itu mampu memenangkan pertempuran,” tambah diplomat itu.
Di Khartoum, kota berpenduduk lima juta, penduduk yang ketakutan melaporkan lebih banyak pertempuran. Sekarang di pekan keempat. Mereka bersembunyi di rumah di tengah pemadaman listrik dan panas terik. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Mi’raj News Agency (MINA)