Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SUDAN SELATAN UMUMKAN DARURAT DI DUA NEGARA BAGIAN

Admin - Kamis, 2 Januari 2014 - 06:26 WIB

Kamis, 2 Januari 2014 - 06:26 WIB

414 Views ㅤ

        Juba, 30 Shafar 1435/2 Januari 2014 (MINA) – Presiden Sudan Selatan Salva Kiir mengumumkan keadaan darurat di dua negara bagian, menurut akun Twitter resmi pemerintah.

       Keputusan itu dikeluarkan hari Rabu, meliputi Unity dan Jonglei, di mana pasukan pemerintah dan pasukan oposisi terlibat dalam pertempuran.

       Pengumuman tersebut muncul di tengah upaya pihak Presiden dan saingannya mantan Wakil Presiden Riek Machar membuka pembicaraan di Ethiopia hari ini, bertujuan mengakhiri konflik selama hampir tiga minggu.

      Sumber pemerintah Ethiopia mengatakan, perunding pemerintah dan oposisi Sudan Selatan telah tiba di ibukota Ethiopia, Addis Ababa, Rabu.

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

      Getachew Reda, Juru Bicara pemerintah Ethiopia mengatakan pembicaraan akan fokus pada mekanisme pemantauan gencatan senjata.

      Menyusul jatuhnya ibukota negara bagian Jonglei ke tangan oposisi hari Selasa, pemerintah dan oposisi sepakat bertemu melakukan pembicaraan.

      Kiir mengutus delapan juru runding mewakili pemerintah dalam perundingan di Ethiopia, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).

     Meskipun perundingan berlangsung, ribuan pasukan pemerintah sedang dalam upaya merebut kembali kendali Bor, ibukota negara bagian Jonglei.

Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza   

     Pertempuran juga terjadi di wilayah lain seperti Mayom dan Malakal.

     Kekerasan pertama meletus di Sudan Selatan pada 15 Desember, ketika Kiir menuduh Machar mencoba melakukan kudeta.

     Namun Machar menyangkal dan menuduh Kiir melakukan pembersihan terhadap lawan-lawan politiknya.

     Pertempuran menyebar sejak itu di seluruh negeri di mana oposisi merebut beberapa daerah di utara yang kaya minyak.

Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa

     PBB mengatakan, sekitar 200.000 warga sipil terpaksa mengungsi dan mencari perlindungan kepada pasukan penjaga perdamaian PBB.

    Jacob Kurtzer, perwakilan Komite Palang Merah Internasional mengatakan para pengungsi membutuhkan bantuan segera.

     PBB mengatakan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin mencegah terjadinya “tindakan kekerasan yang mengerikan” lebih lanjut di Sudan Selatan. (T/P09/E1).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza

Rekomendasi untuk Anda