Khartoum, MINA – Seorang pejabat senior militer Sudan pada Senin (15/4) mengatakan, pasukan Sudan akan tetap berada dalam koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi di Yaman hingga aliansi Arab mencapai tujuannya.
“Kami akan tetap berpegang pada komitmen aliansi Arab sampai mencapai tujuannya,” kata Mohammad Hamdan Daglo, orang nomor dua di dewan militer penguasa baru Sudan kepada kantor berita resmi SUNA, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Ia menjelaskan, presiden Sudan Omar Al-Bashir yang terguling mengerahkan pasukan ke Yaman pada 2015 sebagai bagian dari perubahan kebijakan luar negeri yang membuat Khartoum memutus hubungan selama puluhan tahun dengan Iran Syiah dan bergabung dengan koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
Beberapa pemimpin oposisi dan analis mempertanyakan keputusan Bashir, yang menurutnya merupakan keputusan “ideologis”.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Ini adalah pengumuman kebijakan luar negeri besar pertama yang dibuat oleh penguasa militer baru setelah menggulingkan Bashir pekan lalu dan pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kebijakannya,”tambahnya.
Laporan media Sudan mengklaim bahwa banyak dari pasukan Sudan yang bertempur di Yaman berasal dari kelompok paramiliter Rapid Support Force (RSF).
Ratusan tentara dan perwira Sudan bertempur di Yaman, dan sering kali menjadi korban sehingga menyerukan penarikan pasukan. (T/Gun/P2)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa