Jakarta, MINA – Ketua Insititut Harkat Negeri (IHN) Sudirman Said mengatakan, masyarakat harus siap menerima kondisi terburuk dalam perekonomian nasional sebagai dampak pandemi Covid-19.
“Menteri Keuangan sudah memastikan ekonomi Indonesia akan mengalami resesi, karena kita harus menerima dan bersiap dengan kondisi terburuk,” ujar Sudirman dalam acara diskusi webinar bertema “Mencari Jalan Keluar Defisit APBN: Apa yang Sebaiknya Dilakukan”, Kamis (1/10).
Menurut Sudirman, resesi ekonomi ini harus dihadapi bersama-sama seluruh komponen bangsa. Pemerintah harus memperluas jangkauan, jangan mempersempit ruang gerak, serta memperbanyak opsi untuk mengatasi problem yang muncul
Belajar dari krisis ekonomi 1966, 1998, dan 2004 (Tsunami Aceh-Nias), maka pemerintah harus mendengarkan dan menerima masukan sebanyak-banyaknya dari para ahli.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Kumpulkan ahli-ahli terbaik. Percayakan kepada mereka untuk mencari jalan keluar dari krisis ini,” ujarnya.
Peran dan keterlibatan para ilmuwan dalam menangani krisis pernah sangat menonjol ketika menghadapi kriris 1966, di mana sejumlah ekonom andal menjadi tulang punggung dari pemulihan ekonomi awal orde baru. Begitupun krisis tahun 1998 juga bisa diatasi karena peran para ahli di bidang masing-masing.
Lebih lanjut Sudirman menyampaikan, dalam kondisi saat ini solidiraritas sesama komponen bangsa harus ditingkatkan. Sifat gotong royong yang diwarisi para leluhur harus dihidupkan dalam kehidupan sosial.
“Kompetisi jangan dipacu. Rem dulu kompetisi karena kepentingan politik elektoral. Nasib negara dan kemanusiaan harus di atas kepentingan elektoral,” tambah dia.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Saatnya pemerintah menata ulang prioritas pembangunan. Di antaranya dengan mendrop poyek-proyek fisik berskala besar, hemat pengeluaran apalagi untuk hal-hal yang kurang perlu, fokus pada kesehatan warga Negara, serta prioritaskan membangun jarring pengaman sosial yang kokoh untuk menghindari gejolak di masyarakat. (R/R4/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon