Makkah, MINA – Suhu udara saat puncak ibadah haji, khususnya saat wukuf di Arafah diperkirakan mencapai 50 derajat Celsius. Kondisi cuaca ekstrem ini mendorong pemerintah Indonesia melalui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief untuk mengimbau para jemaah agar tidak keluar tenda tanpa keperluan penting.
Imbauan tersebut disampaikan Hilman usai meninjau kesiapan fasilitas layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada Senin (26/5). Ia menyampaikan bahwa Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi juga mengingatkan bahwa suhu tinggi dapat berisiko menyebabkan heatstroke yang berbahaya.
“Jemaah diminta tetap di dalam tenda dan memanfaatkan waktu untuk berdoa, berzikir, atau membaca Alquran,” ujarnya. Untuk mendukung kenyamanan jemaah selama wukuf, fasilitas seperti kasur, bantal, selimut, serta AC telah disiapkan.
Selain itu, menjelang pelaksanaan Armuzna, jemaah terutama lansia dan penyandang disabilitas diimbau menjaga stamina dan mengurangi aktivitas fisik berat. Mereka dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di hotel.
Baca Juga: Akademisi Kupas Politisasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina
Hilman juga menyampaikan, pihaknya akan memberikan informasi rinci terkait jadwal lempar jumrah agar jemaah dapat melaksanakannya dengan aman dan nyaman.
Wukuf di Arafah dijadwalkan berlangsung pada 9 Dzulhijjah 1446 H atau 5 Juni 2025 dan akan dilanjutkan dengan mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, serta lempar jumrah. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hong Kong Siap Tampung Mahasiswa yang Terdampak Larangan Trump