Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sujud Dalam Shalat Tingkatkan Kesehatan Otak (Oleh Prof. Taruna Ikrar)

Rana Setiawan - Sabtu, 24 Juni 2017 - 15:38 WIB

Sabtu, 24 Juni 2017 - 15:38 WIB

4108 Views

(Foto: Istimewa)

(Foto: Istimewa)

Oleh: Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., MD., Ph.D.; Profesor dan Dekan, School of Biomedical Sciences, National Health University, California, Amerika Serikat

Islam mengajarkan akan pentingnya, kesehatan tubuh dan spiritual. Sehingga semua aspek ibadah dalam Islam senantiasa merujuk dan memberikan manfaat kesehatan tubuh dan rohani, fisik biologi, dan spiritual. Salah satu manifestasi ibadah adalah Sujud dalam Shalat, yang kalau ditinjau secara mendalam memberikan kemanfaatan fisiologi yang amat proporsional bagi anatomi tubuh manusia, khususnya fungsi otak manusia.

Shalat diturunkan untuk menyempurnakan ibadah fisik dan rohaniah kepada sang pencipta. Demikian pula salah satu rukun shalat adalah Sujud yang tidak boleh ditinggalkan. Sebagai mana Hadis Riwayat Muslim, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda: Aku disuruh bersujud pada tujuh tulang pada kening seraya menunjuk dengan tangannya kepada hidungnya-, dua tangan, dua lutut, dan ujung-ujung jari kaki.

Secara fisik kondisi sujud menunjukkan sebuah penghambaan total. Bagaimana posisi itu begitu sangat rendahnya. Namun di balik kepasrahan dan kerendahan itu sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan meninggikan derajatnya. Sehingga yang paling hakiki dari sujud adalah merasakan kedekatan antara seorang hamba dan Tuhan-Nya. Berdasarkan hal tersebut, Sujud memberi arti yang sangat penting dalam penghambaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir

Selanjutnya, dalam aspek kesehatan berdasarkan ilmu kedokteran terkini, Sujud memberikan manifestasi yang luarbiasa bagi kesehatan Otak. Hal tersebut dapat diterangkan sebagai berikut:

Peredaran Darah dan Saturasi Oksigen Otak

Kondisi tubuh pada saat Sujud dalam shalat, dengan gerakan tubuh menungging dengan meletakkan kepala-dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut, ujung kaki pada lantai, sehingga posisi dahi, hidung, telapak tangan, kedua lutut dan kaki sejajar di atas permukaan bumi.

Posisi seperti ini dan akibat kekuatan gravitasi bumi menyebabkan: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak, serta berbagai bagian kepala lainnya. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah yang kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke bawah atas pengaruh gravitasi bumi, sehingga mengalir sempurna ke daerah otak.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Aliran tersebut akan memperkaya saturasi atau kandungan Oksigen, serta berbagai zat-zat utama yang dibutuhkan oleh otak. Sebagaimana diketahui bahwa otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Sehingga dengan penambahan oksigen dalam jumlah tertentu akan meningkatkan proses pembentukan dan koneksi sinapsis diantara milliaran sel-sel saraf.  Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah yang kaya oksigen, sistem immun, neurotransmitter, serta zat-zat nutrient yang sangat dibutuhkan otak, sehingga sujud tersebut akan memacu kerja sel-selnya.

Selanjutnya sebagaimana diketahui, dalam ilmu neurosains, struktur otak manusia yang begitu kompleks terdiri dari 100 miliar sel. Dalam setiap sel neuron otak terdapat sekitar 10.000 koneksi, yang disebut sinapsis, sehingga total koneksi di otak, hingga ribuan trilliun sinapsis atau koneksi. Koneksinya itu dari segi struktur, organisasi, jaringan, dan fungsionalnya. Struktur, koneksi atau trilliunan sinapsis otak ini, sangat membutuhkan pasokan nutriens, oksigen serta neurotransmitter dan agen immun tubuh, yang bisa menjaga proses fisiologi otak yang sempurna.

Proses fisiologi yang sempurna ini, bisa menjaga dan meningkatkan proses plastisitas, neurogenesis atau perbaharuan, serta dinamika fungsi sistem saraf di dalam otak. Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah, yang pada akhirnya menjamin pemenuhan semua kebutuhan sistem saraf berupa: Oksigen, elektrolit, neurotransmitter, enzim-enzim, serta semua kebutuhan utama otak secara maksimal dan efisen.

Aspek Rohaniah atau Spritual

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Nilai sujud dalam pandangan Spritual mencakup makna yang meliputi ketundukan, kekhusyukan, pengagungan, ketaatan dan lainnya. Ketundukan, pengagungan, kekhusyukan dan merendahkan diri adalah indikasi yang menunjukkan penyembahan pelakunya kepada pihak yang dijadikan obyek ibadahnya.

Gerakan sujud merupakan refleksi ketundukan yang terjadi secara sempurna. Sehingga gerakan jiwa yang penuh kesombongan, keangkuhan dan emosi akan hilang setelah kening dan hidung menempel ke tanah. Menempelnya kening dan hidung ke tanah, sebuah tempat yang selalu diinjak-injak oleh kaki, adalah kondisi kuat ketundukan dan kepasrahan pelakunya kepada Dzat yang ia sembah.

Dalam artian, dalam pandangan ilmu elektrodinamika, sujud adalah proses grounding seluruh energi tubuh kita, sebagai upaya penghambaan dan menjadikan kepastian bahwa penghambaan dan penyembahan, merupakan kewajiban seorang hamba, yang akan membawa dampak sangat penting bagi kehidupannya.

Dalam pemahaman Islam, Sujud tidak boleh diberikan kecuali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena itu, semua bentuk ketundukan kepada selain Allah adalah batil dan tidak sah.

Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi

Suasana ketundukkan, kepatuhan, penghormatan, dan ketaatan hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata, akan menimbulkan rasa kepastian bahwa kehidupan ini tergantung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, pemilik dan pencipta alam semesta. Dengan manifestas tersebut, akan memberikan kepastian kehidupan dan ketenangan bathin, rohani dan spiritual.

Sehingga dengan kepastian tersebut, menimbulkan rasa aman, damai, dan tenang, yang pada akhirnya membuat kebahagian hidup secara fisikal biologi dan rohaniah atau spiritual menjadi seimbang.

Keseimbangan keduanya, akan  memberikan dampak secara biologi sistem saraf berupa: harmonisasi neurotransmitter sistem saraf, seperti epinephrine, dopamine, acetyl choline, demikian pula keseimbangan antara excitatory dan inhibitory neuron.

Kondisi ini akan memberikan rasa spiritual atau jiwa yang tenang. Jauh dari perasaan khawatir, stress, cemas dan berbagai manisfestasi negatif dari psikoneurologis. Kondisi ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung akan meningkatkan kesehatan Otak.

Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan

Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditemukan manfaat fungsi saraf di otak, jika secara rutin kita melakukan ibadah shalat dengan gerakan sujud yang tepat dan benar.

Manfaat tersebut dapat dilihat dalam konteks fungsi otak sebagai berikut: 1. Peningkatan saturasi oksigen, nutrients (zat-zat makanan dan electrolit), serta neurotransmitters di otak; 2. Meningkatkan Sipnapsis dan neurogenesis/perbaharuan sel-sel saraf; 3. Peningkatan rasa bahagia sebagai manifestasi unsur ketakwaan dan penghambaan; 4. Menurunkan rasa cemas, stress, khawatir dan ketakutan; 5. Memperbaiki harmonisasi atau keseimbangan sistem saraf, khususnya berhubungan dengan eksitatori dan inhibitori neurons.

Kesemua manfaat tersebut, pada akhirnya akan bermuara dalam peningkatan kesehatan otak secara keseluruhan. (R01/P1)

Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina

*Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., MD., Ph.D. lahir di Makassar, 15 April 1969, adalah dokter dan seorang ilmuwan berkebangsaan Indonesia dalam bidang farmasi, jantung, dan syaraf. Kini ia juga menjabat sebagai spesialis di departemen anatomi dan neurobiologi Universitas California di Irvine Amerika Serikat.

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Preneur
Kolom
Khadijah