Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sukamta: Perkuat Pelindungan Masyarakat Sipil dan Anggota TNI/POLRI di Papua

Rendi Setiawan - Jumat, 18 September 2020 - 16:42 WIB

Jumat, 18 September 2020 - 16:42 WIB

8 Views

Jakarta, MINA – Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta menyatakan duka cita atas meninggalnya anggota TNI Serka Sahlan yang bertugas sebagai Babinsa di Hitadipa akibat luka tembak saat bertugas di Papua.

Serka Sahlan meninggal dunia usai ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) serta serangan beberapa jam sebelumnya yang menewaskan seorang tukang ojek di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua pada Kamis (17/9).

Menurut Sukamta, peristiwa penyerangan beruntun yang dilalukan oleh KKB kepada anggota TNI/POLRI dan masyarakat sipil ini perlu ditangani secara serius agar tidak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan.

“Pada tahun 2020 ini menurut keterangan Polda Papua terjadi 46 kali serangan KKB. Jika dihitung dengan kejadian terakhir kemarin, ada kurang lebih 11 korban meninggal dan 25 korban terluka,” kata Sukamta dalam keterangan tertulis yang diterima MINA, Jumat (18/9).

Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis

Dia berharap pemerintah bisa memberikan perhatian ekstra untuk melindungi masyarakat sipil dan anggota TNI/POLRI yang bertugas di Papua. Pemerintah juga perlu tegas menyebut KKB ini sebagai kelompok separatis, sehingga bisa direspon secara cepat dan tepat oleh TNI/POLRI.

Wakil Ketua Fraksi PKS ini juga meminta penanganan masalah di Papua harus dilakukan dengan pendekatan yang holistik dan menyentuh akar masalah agar ruang gerak gerakan separatis semakin sempit.

“Saya yakin mayoritas masyarakat Papua tetap berjiwa NKRI, hanya beberapa gelintir orang saja yang terlibat gerakan separatisme papua merdeka. Tetapi yang segelintir ini bergerak sistematis dan terindikasi disokong pihak-pihak di luar negeri,” katanya.

Sukamta berpandangan, upaya penanganan masalah ini harus menyentuh akar masalah. Pendekatan ekonomi dengan membangun infrastruktur secara besar-besaran di Papua ternyata belum bisa redakan potensi konflik horisontal dan serangan KKB.

Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan

“Artinya masih ada akar persoalan yang belum tersentuh oleh program-program pemerintah selama ini,” tegasnya.

Oleh sebab itu, Sukamta mengusulkan dibentuk gugus tugas khusus untuk Papua yang melibatkan unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi serta tokoh-tokoh adat dan agama di Papua. Gugus tugas ini bergerak dengan pendekatan sosial, politik, budaya, ekonomi dan juga keamanan secara integral.

Dia menduga, yang sering jadi tuntutan soal ketimpangan dan ketidakadilan yang berbalut etnisitas, ini bisa jadi sumbu konflik yang mudah meletus.

“Pertanyaannya mengapa sekian tahun otonomi khusus dengan anggaran triliunan rupiah belum bisa hadirkan kesejahteraan yang merata? Di sini perlu ada evaluasi secara menyeluruh pelaksanaan Otsus selama ini dengan memperhatikan aspirasi masyarakat Papua,” tuturnya.

Baca Juga: Masa Tenang Pilkada 2024 Dimulai Hari Ahad Ini

Anggota DPR RI asal Yogyakarta ini juga ingatkan pemerintah untuk terus memperkuat jalur diplomasi baik tingkat regional maupun internasional.

“Langkah diplomasi perlu terus dilakukan guna menjamin dan memastikan tuntutan OPM untuk memisahkan diri dari NKRI tidak mendapat dukungan internasional karena tidak berdasar dan lemah,” katanya. (L/R2/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Berawan Tebal Akhir Pekan Ini

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Internasional
Indonesia