Yogyakarta, (MINA) – Semakin eratnya kerjasama antara UII dengan beberapa universitas maupun organisasi non-pemerintah di negeri ginseng turut meningkatkan kunjungan mahasiswa dan sukarelawan di kampus Islam ini. Sebagian besar kunjungan mahasiswa dan sukarelawan Korea Selatan ke UII dilatarbelakangi keinginan mereka untuk belajar tentang Bahasa Indonesia beserta keunikan ragam budaya nusantara.
Sebagaimana tergambar dalam acara penyambutan dua sukarelawan Korea Selatan, Park Kisup dan Kim Gyo Ja ke International Program (IP) UII yang berlangsung pada Jum’at (14/7). Kedua sukarelawan tersebut datang ke Indonesia untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di wilayah Yogyakarta dan di provinsi Jawa Barat.
Rektor UII, Nandang Sutrisno, menyambut baik kedatangan sukarelawan asal Korea Selatan. Dalam pertemuan singkat Rektor menggarisbawahi di era globalisasi sangat penting untuk bersikap terbuka dan menyambut setiap peluang kerjasama dengan berbagai pihak dari negara lain. Demikian laporan pers UII yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Peluang ini dapat ditangkap sekaligus melalui aktifitas di bidang budaya dan pendidikan karena keduanya sangat dekat. Saya meyakini kerjasama di kedua bidang itu sangat baik untuk meningkatkan pemahaman lintas budaya di antara komunitas masyarakat yang berbeda,” ujarnya didampingi oleh Direktur IP UII, Wiryono Rahardjo.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Dikutip dari rilis UII, kedatangan keduanya difasilitasi oleh Saemaul Globalization Foundation (SGF), sebuah organisasi yang berpusat di Korea Selatan. SGF dan IP UII dalam beberapa tahun terakhir cukup intens dalam menjalin kerjasama.
Hong Seung Hoon selaku perwakilan SGF, Korea Selatan mengaku merasa sangat terbantu dengan program kelas Bahasa Indonesia yang diampu oleh para dosen Bridging Program IP UII.
“Para sukarelawan kami sangat senang setelah mengikuti kelas budaya dan Bahasa Indonesia yang diadakan di IP UII. Kelas ini telah membuat mereka menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan masyarakat di tempat mereka diterjunkan,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan banyak sukarelawan negaranya yang tertarik melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Indonesia. Hal ini salah satunya dilatarbelakangi oleh ketertarikan mereka akan budaya dan sikap masyarakat pedesaan Indonesia yang masih mempertahankan tradisi lokalnya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
“Kemajuan di negara kami selain membawa banyak manfaat juga mendatangkan sisi negatif dengan semakin lunturnya budaya lokal Korea. Kami ingin belajar bagaimana masyarakat Indonesia menjaga budayanya di tengah arus modernisasi,” pungkasnya. (T/R05/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru